REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyatakan belum perlunya TNI menggunakan hak pilih, giliran Partai Golkar (PG) menyatakan hal sama. TNI/Polri lebih baik fokus pada pembenahan internal dan peningkatan anggaran.
''Pemberian hak pilih bagi TNI/Polri itu tinggal menunggu waktu saja. Tapi (pemberian hak pilih, Red) itu jangan sekarang,'' kata Wakil Ketua Umum DPP PG, Agung Laksono, kepada Republika, Ahad (27/6).
Diungkapkannya, masih banyak hal yang harus lebih dulu diprioritaskan, sebelum memberikan hak kepada TNI/Polri. Skala prioritas yang harus didahulukan, menurut Agung, adalah menuntaskan reformasi yang masih berjalan di tubuh TNI/Polri.
Termasuk memperbaiki anggaran yang layak bagi TNI/Polri, sehingga TNI/Polri bisa mendapatkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) yang berkualitas. TNI/Polri juga harus diprioritaskan dalam hal perbaikan kesejahteraannya. ''Kalau prioritas-prioritas ini sudah diberikan ke TNI barulah hak pilih TNI/Polri kita berikan,'' papar Agung.
Pemberian hak TNI jangan dipaksakan untuk diberikan di Pemilu 2014. ''Wong TNI juga tidak ingin buru-buru kok,'' tegas dia. Agung tidak khawatir kalau TNI/Polri akan terpecah jika mereka menggunakan hak pilih. Namun akan lebih baik jika reformasi TNI/Polri maupun perbaikan anggaran mereka diperbaiki terlebih dahulu.
Dalam pandangan Agung, agar TNI/Polri tidak lagi menjadi instrumen yang digunakan bagi partai politik tertentu, maka sejumlah sejumlah kondisi yang tepat harus diperhatikan. Diantaranya, lebih baik hak memilih TNI/Polri diberikan pada saat sistem multipartai di Indonesia sudah bisa disederhanakan. ''Kalau nanti yang eksis tidak hanya beberapa partai, maka akan lebih enak kalau hak pilih TNI diberikan,'' paparnya.