REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Muhammadiyah kalau melakukan politik kebangsan adalah politik harga diri, bukan jual diri.
Hal itu dikemukakan Ketua Umum PP Muhamamdiyah Dien Syamsuddin pada acara Pengajian Akbar Semarak Muktamar dan Soft Operning RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II di Jl.Wates, Gamping Sleman, Yogyakarta, Ahad (27/6).
Kalaupun ada yang menganggu Muktamar Muhammadiyah dengan modus apapun, oleh siapapun dan di mana pun tidak mempengaruhi sedikitpun nilai Muktamar Satu Abad Muhamamdiyah yang besar ini.
Karena, dia menambahkan, Muhammadiyah tidak mudah dirusak oleh pihak luar, tetapi justru dari dalam Muhammadiyah karena kita tidak mampu membina kebersamaan. ''Saya mengamati, memahami, bahwa paling tidak ada tiga kekuatan Muhammadiyah di dalam memantapkan diri sebagai gerakan Islam yang paling besar di Indonesia dan di dunia,''ungkap Dia.
Ketiga kekuatan tersebut adalah: Pertama, adanya etos yang mengaitkan iman dan amal, Bagi Muhammadiyah iman tidak cukup di dalam dada, tetapi harus dinyatalaksanakan dalam perbuatan dalam aksi nyata yaitu amal usaha dan itulah kekuatan Muhammadiyah. Kedua, adalah adanya Al-Ghiro Ala Dien dalam arti bergairah selain bergairah, bersemangat dan tumbuh. yaitu mendorong Muhammadiyah bisa membangun lembaga yang besar yang unggul. Berlomba-lomba untuk berada di garda terdepan untuk merebut kemajuan dan pertumbuhan. Ketiga, tekad yang didasari keyakinan akan kesuksesan dan keberhasilan.
Selanjutnya dia berpesan kepada calon anggota PP Muhammadiyah yang tidak terpilih jangan mutungan dan ngambekan bila tidak terpilih.