REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Sebanyak 20 orang mahasiswa dari Universitas Putra Malaysia yang tengah mengikuti student exchange atau pertukaran mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dicekal petugas imigrasi di Bandara Adi sutjipto Yogyakarta saat mereka akan pulang ke negaranya, Sabtu siang (26/6) lalu. Mereka terpaksa tidak bisa ikut penerbangan pesawat air asia tujuan Kualalumpur Malaysia.
"Masa tinggal mereka ternyata sudah melebihi batas waktu sembilan hari," kata Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNY, Sumaryanto kepada Republika, Ahad (27/6). Menurutnya, 20 mahasiswa tersebut mengikuti 6 mata kuliah selama enam minggu di UNY. "Di pasport mereka tertulis ijinnya hanya sebulan dari 19 Mei 2010. Jadi harusnya sudah habis ijinnya 18 Juni 2010 lalu. Tetapi karena asik belajar di Yogya mereka lupa," paparnya.
Menurut Sumaryanto, pihaknya tidak tahu jika masa tinggal 20 mahasiswa Malaysia yang belajar di UNY tersebut telah habis. Menurutnya, semua kepengurusan pasport dan ijin masa tinggal diurus oleh UPM. Pihak UPM sendiri juga tahu jika masa study mahasiswa di Yogya harusnya selesai tanggal 26 Juni 2010 kemarin.
Sebagai tuan rumah yang baik kata dia, pihaknya telah mengantarkan para mahasiswa dan seorang dosen pendamping ke Bandara Adi Sutjipto, Sabtu lalu. Mereka sedianya naik pesawat Air Asia tujuan Kualalumpur sekitar pukul 08.50 WIB. "Selang dua jam saya dikabari mereka tidak bisa berangkat ke Malaysia," tambahnya.
Mendengar kabar itu, pihaknya kata Sumaryanto lalu menuju bandara dan membantu kepengurusan masalah itu dengan kantor imigrasi. Akhirnya para mahasiswa UPM tersebut terpaksa tinggal semalam di Yogyakarta. Mereka akhirnya bisa berangkat ke negaranya kembali setelah pihak UNY membayar denda ke kantor imigrasi sebesar Rp 40 juta.
"Setiap kali molor sehari dari ketentuan waktu masa tinggal dikenai denda Rp 200 ribu/orang. Setelah semua urusan selesai mereka bisa kembali ke negaranya, menggunakan pesawat Air Asia, Ahad pagi," jelas Sumaryanto.
Menurutnya, kejadian tersebut tidak akan menghalangi atau menyurutkan langkah kerjasama yang telah dibangun UNY dengan UPM. Bahkan ke depan pihaknya akan mengirimkan mahasiswa FIK ke UPM.
Sementara itu menurut Pembantu Rektor III UNY, Herminarto Sofyan mengatakan, pertukaran mahasiswa dengan UPM tersebut merupakan program kerjasama antar lembaga yang digelar UNY dengan UPM. Menurutnya propgram tersebut baru pertama kali dilakukan dengan UPM. "Pertukaran mahasiswa itu sebulan programnya. Nanti FIK UNY juga akan mengirimkan mahasiswanya ke UPM untuk belajar disana selama sebulan juga," paparnya.
Rencananya, akan ada 20 mahasiswa FIK UNY yang akan dikirim ke UPM pada Juli 2010 mendatang. Program pertukaran mahasiswa itupun menurutnya, terus digalakkan oleh UNY untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan untuk menjawab tantangan globalisasi, terutama pertukaran mahasiswa dan dosen dengan perguruan tinggi di luar negeri.