Sabtu 19 Jun 2010 00:48 WIB

Ratusan Rumah Warga di Sekitar Lumpur Lapindo Retak

Rep: Asan Haji/ Red: Budi Raharjo
Rumah penduduk terendam lumpur Lapindo, ilustrasi
Rumah penduduk terendam lumpur Lapindo, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,SIDOARJO--Warga empat desa yang diusulkan Gubernur Jatim masuk peta terdampak lumpur Lapindo berharap bisa diterima Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS). Sebab, sampai saat ini ratusan rumah warga dari empat desa tersebut banyak yang retak-retak.

'’Jadi, secara prinsip kami itu mengalami hal yang sama dengan warga desa yang sudah masuk dalam peta terdampak semburan lumpur itu. Makanya, kami minta dipelakukan sama dengan mereka,’’ pinta warga Siring, Jarot Seno, di Sidoarjo, Jum’at (19/6).

Tragisnya, sampai saat ini dia bersama 40 persen dari 325 keluarga di Desa Siring yang masih tetap bertahan tidak masuk dalam peta terdampak lumpur itu. Mereka mengaku masih menunggu proses jual beli aset dan lahan mereka yang berada di daerah tak layak huni itu. Mereka bertahan, karena untuk menjaga aset, rumah dan harta benda dari jarahan para penjarahan. Selain itu, mereka juga menantikan rekomendasi dari survei tim independen terbaru atas nasib mereka.

Makanya, mereka akan mencari pemukiman baru jika mendapatkan ganti rugi. Apalagi, rumah yang mereka tempati selama ini banyak yang retak-retak. Keretakan rumah warga itu juga terjadi di kawasan Desa Ketapang, Kecamatan Tanggulangin. Mereka juga menuntut agar segera dimasukkan peta terdampak dan diberi ganti rugi.

Rumah warga yang paling  banyak mengalami retak pada dinding tembok rumahnya terlihat di RT 02 RW 01. Ratusan rumah di kawasan itu temboknya retak-retak. Retakan itu mencapai lebih dari enam centimeter. ‘’Semakin hari semakin parah. Lama-kelamaan retakan itu terus merambat dan bertambah banyak,’’ ungkap  Rizal Rahmad, warga RT 02 RW 01, Desa Ketapang sembari menunjukkan beberapa titik tembok rumahnya yang retak.

Hal serupa juga terjadi di rumah Andi, juga warga RT 02 RW 01. Selain temboknya retak-retak dan lantainya pecah-pecah, pintu rumahnya tidak bisa ditutup. Sebab, lantainya menyembul keatas. Ketua RT 02 RW 01, Agus Sunardi menambahkan bila tidak hanya rumah yang rusak. Sumur rumah warga juga tercemar dan tidak bisa digunakan. “Jadi, sebulan terkahir ini memang bertambah parah,’’ tegasnya.

Itu, kata Agus, juga terjadi di 12 RT yang ada di Desa Ketapang. Khusus untuk RT 02, terdapat 99 kepala keluarga (KK) atau sekitar 300 jiwa. Hampir semua tembok rumah warga itu retak-retak. Karena itu, warga Desa Ketapang ini sudah seringkali mengadu ke BPLS. Namun, sampai saat ini belum ada respon jelas. Karena itu, kata dia, warga menuntut agar dimasukkan dalam peta terdampak semburan lumpur lapindo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement