REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP--Keluarga tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Susantin Fajariyah atau Titin (31), yang meninggal dunia di Madinah, menginginkan jenanzahnya dimakamkan di kampung halaman.
"Saat ini, suami Titin, Matzari, berada di Jakarta untuk menemui manajemen perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) guna mengurus kepulangan jenazah almarhumah agar bisa dimakamkan di Desa Pasongsongan," kata orang tua Titin, Edi Pramono di Sumenep, Jumat.
Titin yang bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) ke Madinah melalui salah satu PJTKI di Jakarta Timur itu adalah warga Desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan, Sumenep.
Sesuai dokumen yang ditunjukkan manajemen PJKTI tersebut kepada keluarganya, Titin meninggal dunia akibat jatuh dari tangga di apertemen majikannya pada tanggal 3 Maret 2010.Namun, keluarga Titin di Pasongsongan baru mengetahui persoalan tersebut pada tanggal 7 Juni 2010.
"Saat ini, kami hanya bisa berharap manajemen PJTKI yang memberangkatkan Titin ke Madinah bisa mempercepat kepulangan jenazahnya. Informasinya, janazah Titin belum dimakamkan," kata Edi menuturkan.
Ia juga mengemukakan, untuk sementara pihaknya hanya bisa pasrah menerima kenyataan Titin telah meninggal dunia.
Titin berangkat ke Madinah sebagai TKW pada bulan Januari 2009, dan sejak berangkat dari rumahnya hanya menghubungi keluarganya sekali, ketika akan naik pesawat ke Madinah. "Jangankan kirim uang, kabar saja tidak pernah dan tahu-tahu kami di Pasongsongan diberi informasi Titin telah meninggal dunia," kata Edi.