Kamis 17 Jun 2010 06:57 WIB

Pertamina Minta Polisi Ungkap Peredaran dan Penjualan Tabung Gas Palsu

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pertamina meminta aparat kepolisian untuk mengungkap peredaran dan penjualan tabung gas palsu yang disinyalir menjadi pemicu ledakan gas.

"Kami bekerja sama dengan kepolisian dan telah menyampaikan indikasi adanya peredaran tabung di luar pesanan Pertamina," kata Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan Pertamina Basuki Trikora Putra di Bekasi, Rabu.

Ia menyatakan tidak tahu berapa persen peredaran tabung yang disinyalir palsu tersebut. Tabung ukuran 3 kg yang sudah dipesan Pertamina berjumlah 45 juta tabung dan 15 juta tabung lagi untuk keperluan penggantian hingga tabung yang beredar berjumlah 60 juta.

Peredaran tabung palsu tersebut sudah ditangani pihak kepolisian. Pihaknya telah memberikan ciri produk tabung Pertamina atau yang diproduksi untuk Pertamina.

Ia menegaskan pihaknya akan melakukan perbaikan internal dalam menghindari terjadinya kasus ledakan gas.

Pihaknya telah melakukan perbaikan kabel di SPBE, memasang stiker tabung "liquified petroleum gas" (elpiji) untuk menjadi perhatian bagi konsumen agar tetap waspada, serta mengomunikasikan kembali penggunaan elpiji dengan baik dan benar.

Selain itu tabung gas juga akan di tes tekanannya dan bagi yang masih baik saja boleh digunakan. "Kami akan tulis di setiap tabung tentang tentang pengetesan kembali," ujarnya.

Basuki menegaskan belum ada penyebab kebakaran yang disebabkan oleh tabung elpiji ukuran 3 kg. Ia menegaskan berita-berita tentang adanya ledakan tabung itu tidak benar.

"Ledakan terjadi akibat kebocoran gas pada selang atau pada kompor. Masih banyak masyarakat yang tidak paham dengan potensi bahaya dari gas hingga perlu terus dilakukan penyuluhan," ujarnya.

Basuki juga menegaskan konversi minyak tanah ke gas yang telah dimulai sejak 2007 telah memberikan penghematan besar bagi negara. Pada 2009 saja penghematan yang dilakukan sebesar Rp10 triliun sebelum diaudit, dan pada 2010 diperkirakan meningkat jadi Rp18 triliun.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement