REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Keluarga ketua tim relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER C) bernama Nur Fitri, pasrah dengan kemungkinan terburuk yang menimpa dia. Keluarga menyatakan sudah mengikhlaskan upi--sapaan akrab Nur Fitri--untuk berangkat ke Gaza.
“Bahkan kami bangga memiliki putri yang mati syahid,” ungkap sang ibu, Saleha, di rumahnya, Jl Cipinang Cempedak I nomor 16, Selasa (1/6). Upi sudah sejak dulu ingin menjadi aktifis kemanusiaan. Ia berkeinginan kuat menolong masyarakat Palestina.
Saleha sendiri tidak dapat membendung keinginan putri satu-satunya itu. Pada 28 Mei lalu dia mengizinkan Upi pergi meninggalkan ketiga anak dan seorang suami.
Keberangkatannyapun tergolong mendadak. Dia dijemput mobil ambulan MER C untuk berangkat ke airport bersama ketiga anak-anaknya.
Saleha tidak dapat mengantarnya karena belum sempat mempersiapkan diri. Upi adalah ketua tim relawan MER C yang berangkat lebih dulu ke Turki. Dari negeri Attaturk itu dia dan timnya berangkat ke Gaza melalui Siprus.
Hingga kini belum diketahui keadaannya. Terakhir dua hari lalu Upi menelpon Saleha. Dia memberitahu timnya berangkat menuju Gaza. “Setelah itu dia tidak pernah menghubungi kami lagi,” terang Saleha sambil mengusap air matanya.
Upi adalah anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Saleha dan Muslim Taher. Dia dikenal sebagai putri yang berkeinginan keras.