Senin 31 May 2010 03:02 WIB

Patrialis : Muhammadiyah Lahan Berjuang, Bukan Jabatan

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Peran dan konstribuksi aktif perempuan Indonesia tak terkecuali para kader Aisyiyah Muhammadiyah belum optimal. Padahal, Aisyiyah memiliki modal semangat dan misi pembaharuan serta potensi yang sangat mendukung.

Selain itu, di era refomasi sekarang, peluang dan kesempatan berkarya terutama di lembaga-lembaga pemerintah terbuka luas. “Kurang lebih lima belas lembaga yang bisa diisi oleh kader Aisyiyah” ungkap Patrialis Akbar, Menteri Hukum dan HAM saat memberikan orasi ilmiah di acara Launching Muktamar Aisyiyah ke-46 jelang satu abad Asyiyah, Jakarta, Ahad (30/5)

Oleh karena itu, imbuh Patrialis, Muktamar Aisyiyah ke-46 yang akan berlangsung pada 3-8 Juli di Yogyakarta mendatang, bukan hanya sekadar ajang euphoria memilih ketua umum yang rawan dengan perpecahan dan konflik. Akan tetapi, menurut dia, hal yang terpenting dalam muktamar kali ini ialah melakukan evaluasi dan menyusun program-program nyata untuk mencetak kader-kader yang siap bersaing dan memberikan sumbangsih nyata guna mengantarkan negara ke arah yang lebih baik.“ Aisyiyah tampil sebagai penyejuk di tengah carut marut bangsa,” katanya.

Patrialis berharap, para peserta muktamar yang mengusung tema “Dinamika Gerakan Perempuan Indonesia Untuk Pencerahan Peradaban Bangsa kelak mengedepankan niat baik demi kepentingan bersama dan bukan ambisi pribadi. Karena menurut dia, diantara penyebab perpecahan di organisasi Islam ialah munculnya ambisi mendapatkan posisi di organisasi yang dilandasi nafsu belaka. “Muhammadiyah adalah lahan berjuang bukan jabatan,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement