REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Budi Rochadi, mengatakan pencetakan uang pecahan Rp 100 ribu berbahan polimer di Australia, dilakukan dengan penunjukan langsung. Selain adanya desakan perkiraan kebutuhan cadangan uang, hanya Australia yang saat itu bisa mencetak uang berbahan dasar polimer.
‘’Ini penunjukan langsung. Karena hanya satu sumber. Kalau tender, dengan siapa ?’’ kata Budi, 27 Mei.. Meski demikian dia kembali menegaskan bahwa prosedur pengadaan sudah dilakukan dengan benar, juga melalui panitia pengadaan. Buktinya, sebut dia, audit internal dan audit BPK seusai pengadaan itu tidak menemukan adanya penyimpangan.
Menanggapi perkembangan kabar adanya suap di belakang pengadaan uang pecahan Rp 100 ribu itu, Budi mengatakan BI menyikapinya dengan serius. Selain mengkaji satu per satu dokumen pengadaan, Direktorat Audit Internal BI juga memanggil para pejabat yang menangani pengadaan tersebut..
Dua penuhi panggilan
Sementara, menurut Kepala Biro Humas BI Difi A Johansyah, dari empat orang yang dipanggil tersebut, baru dua orang yang sudah datang dan diminta keterangan. ‘’Sudah datang dua, dari empat yang sudah dipanggil,’’ kata dia, Jumat (28/5).
Sebelumnya Budi mengatakan bahwa semua pejabat yang terkait dengan pengadaan tersebut sudah memasuki masa pensiun. ‘’Ini sudah pensiun semua, jadi juga butuh waktu untuk meminta keterangan mereka,’’ kata dia.