REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia yakin timnya tidak salah sasaran dalam menembak mati lima tersangka kasus terorisme di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, dan Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (12/5).
"Kami punya data dan informasi yang akurat bahwa mereka terlibat kasus terorisme dan melawan dengan senjata api saat hendak ditangkap," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Edward Aritonang di Jakarta, Rabu (26/5).
Ia mengatakan, Polri tidak main tembak saat menangkap para tersangka terorisme dan tetap mengedepankan menangkap hidup-hidup. "Yang di Solo, Sukoharjo kan bisa ditangkap hidup sebab mereka tidak melawan dan membahayakan petugas," ujarnya.
Aritonang menyebutkan dari kedua lokasi penangkapan, yakni di Cikampek dan Cilitan, polisi menyita satu senjata api laras penjang jenis M 16, sepucuk revolver, dan ribuan butir peluru berbagai jenis.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri mengatakan serangkaian operasi pemberantasan terorisme yang dilakukan anggota Polri dapat dipertanggungjawaban secara yuridis.
Menurut Bambang, tindakan tegas diambil petugas di lapangan sebab Polri pernah kehilangan tiga anggota Brigade Mobil (Brimob) yang tewas dalam penangkapan tersangka terorisme di Aceh, sedangkan 13 polisi lainnya mengalami luka tembak.
Saat menangkap tiga tersangka terorisme di Cililitan, Rabu (12/5), polisi menembak mati tiga tersangka yang salah satunya bernama Maulana. Ketika hendak ditangkap, Maulana melawan dengan sepucuk revolver sehingga polisi menembak mati Maulana dan dua kawannya.
Polisi juga khawatir senjata api Maulana juga membahayakan masyarakat yang berlalu-lalang di jalan raya sebab lokasi penangkapan berada di pinggir jalan raya yang padat kendaraan setiap hari.
Maulana merupakan buronan Polri dalam kasus latihan militer di Jantho, Aceh Besar, Februari 2010. Sementara itu di Cikampek, polisi menembak mati dua tersangka, dan satu tersangka tertangkap hidup.
Salah satu tersangka yang tewas tertembak bernama Saptono yang juga buronan kasus latihan militer di Aceh.
Buronan ini adalah adik kandung Jaja, salah satu tersangka terorisme di Aceh yang tewas tertembak di Aceh Besar.
Saat hendak ditangkap di salah satu rumah di Cikampek, Saptono dan dua temannya melawan petugas dengan menggunakan satu senjata laras panjang. Seorang tersangka bernama Eman ditangkap hidup karena tidak melawan polisi dengan senjata api.
Jenazah Maulana telah dimakamkan di Sawangan, Depok, Jawa Barat, sedangkan Saptono dimakamkan di Lebak, Banten.