Jumat 21 May 2010 09:25 WIB

Sebelum Wafat, Gesang Menderita Jantung Koroner

Rep: Nuraini/ Red: Endro Yuwanto
Gesang
Gesang

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO---Ketua tim dokter RS PKU Muhammadiyah, Solo, Suryo Ari Wibowo, menjelaskan, sesak nafas yang dialami Gesang sebelum meninggal merupakan ciri-ciri penyakit jantung koroner. Sebelum meninggal, irama jantung Gesang juga sempat mengalami gangguan.

Dalam jumpa pers di RS PKU Muhammadiyah, Kamis malam (20/5), Suryo mengatakan, usia lanjut, membuat kondisi Gesang sukar diprediksi. Kondisi Gesang selama dirawat di RS PKU memang mengalami naik turun. Rabu kemarin kondisi Gesang sempat membaik, tetapi ternyata menurun pada Kamis sore.

Sebelum berpulang, Gesang mendapatkan berbagai jenis perawatan dari tim dokter. Mereka telah memberikan bantuan untuk melonggarkan jalan pernapasan Gesang dan mengeluarkan dahak. Gesang juga mendapat pertolongan untuk mengatur irama jantung.

Trisulo, Dokter spesialis jantung mengatakan otot jantung bagian depan milik Gesang mengalami kematian. Akan tetapi, dia mengatakan Gesang mampu bertahan hingga di usianya 92 tahun. "Ini luar biasa, dan anugerah buat Pak Gesang, " ujarnya.

Gesang meninggal dunia di RS PKU Muhammadiyah Solo pada Kamis (20/5), pada pukul 18.07.

Gesang Martohartono lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 1 Oktober 1917. Namanya mendunia lewat lagu Bengawan Solo ciptaannya, yang terkenal di Asia, terutama di Indonesia dan Jepang. Lagu 'Bengawan Solo' telah diterjemahkan ke dalam, setidaknya, 13 bahasa (termasuk bahasa Inggris, bahasa Tionghoa, dan bahasa Jepang).

Lagu ini diciptakan pada tahun 1940, ketika ia berusia 23 tahun. Gesang muda ketika itu sedang duduk di tepi Bengawan Solo, ia yang selalu kagum dengan sungai tersebut, terinspirasi untuk menciptakan sebuah lagu. Proses penciptaan lagu ini memakan waktu sekitar enam bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement