Kamis 20 May 2010 00:35 WIB

Mengingat Kembali Pancasila

Rep: Yasmina Hasni/ Red: Budi Raharjo
Pancasila
Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Kehidupan politik dalam negeri diharap tidak hanya bersandar pada logika dan kepentingan diri sendiri. Bangsa ini dinilai akan terjerumus kedalam anarki jika gagal menemukan formula pluralisme.

Demikian dikatakan oleh Wakil Ketua Badan Intelejen Negara (BIN), As'ad Said Ali, dalam pidatonya sebagai pembicara kunci di sarasehan nasional Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Lahir Pancasila, di gedung pusat Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu (19/5). ''Inilah pentingnya kita kembali peduli kepada Pancasila, melaksanakan komitmen-komitmennya dan menegakkan prinsip kewargaan,'' katanya.

Hal tersebut, diungkapkannya, dilatarbelakangi keprihatinan terhadap merosotnya semangat nasionalisme dan pengetahuan kewargaan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Sejak reformasi, katanya, masyarakat sedang mengalami perubahan radikal. ''Reformasi telah menghantarkan bangsa kita pada dunia baru yang sama sekali berbeda,'' ujarnya.

Yakni dunia yang terbuka dan liberal, ditengah sebuah arus yang disebut globalisasi. Perkembangan dan pengaruh kapitalisme transnasional pun, lanjutnya, menjadi kian kokoh dan meluas, menggantikan kapitalisme negara. ''Pertanyannya, bagaimana nasib nasionalisme,'' tanyanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement