Sabtu 15 May 2010 05:10 WIB

Mahfud tak Tertarik Digadang-gadang Jadi Presiden

Rep: yoe/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Dengan segala terobosannya untuk membuka kemandekan hukum di negeri ini, Ketua Mahkamah Konstitusi, Prof Dr Mahfud MD, kini dinilai bisa ditampilkan sebagai tokoh alternatif untuk maju pada pemilihan presiden setelah SBY lengser nanti.

Tapi Mahfud mengatakan, ia tak begitu tertarik untuk mengejar jabatan itu. ''Saya tak pernah ingin mengajukan diri untuk menduduki jabatan seperti presiden atau wakil presiden. Sejauh ini saya tidak pernah berfikir utuk bisa meraih jabatan baru dalam pemerintahan. Saya ingin fokus pada tugas saya saat ini,'' kata Mahfud, Jumat.

Ia diwawancarai pada acara pelucuran buku karyanya berjudul ''Gus Dur: Islam, Politik dan Kebangsaan'', di Sleman. Buku ini diterbitkan oleh LKiS dan Program Pascasarjana Fakultas Hukum, UII Yogyakarta.

Bukankah anda kini banyak pendukungnya? ''Itu masih terlalu jauh dan sangat berandai-andai,'' jawabnya.

Mahfud juga mengatakan iapun tak tertarik untuk merebut pimpinan di Partai Kebangkingan Bangsa, partai yang didirikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), tokoh yang selama ini dianggapnya sebagai guru dan bapak pembimbing. ''Di partai, tak boleh ada rangkap jabatan. Dan saya saat ini sedang fokus di MK,'' tuturnya.

Menurut Mahfud, bila ia membiarkan diri untuk tak terjebak pada upaya-upaya mengincar jabatan presiden ataupun wapres, maka posisinya sebagai hakim di MK bisa menjadi tak netral lagi, dan ia tak bisa bertindak adil lagi.

''Kalau saya jadi presiden atau wakil presiden maka jadinya posisi saya sebagai hakim menjadi tidak adil lagi. Karena mau tidak mau saya harus menyenangkan orang-orang untuk bisa mendukung saya maju ke kursi jabatan. Itu saya tidak mau, dan memang tidak dibenarkan,'' katanya.

Sekali lagi Mahfud menegaskan saat ini ia lebih memilih untuk fokus pada tugasnya di MK. Ia juga tidak peduli jikalau ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa dukungan dari rakyat untuk dirinya menjadi presiden sangatlah kuat.

''Saya tidak mau tahu banyak atau tidak dukungan yang datang untuk mengajukan saya menjadi presiden. Dan memang saya tidak tahu apakah benar demikian atau tidak. Yang jelas, saya tetap tidak akan berfikir untuk kearah jabatan presiden karena itu akan menjadikan posisi saya sebagai hakim menjadi tidak adil. Hal demikian kan tidak baik,'' kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement