REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Polri berhasil mengungkap aliran dana yang diberikan kepada kelompok teroris yang membuka kamp militer di Aceh. Kelompok Aceh itu menerima dana sekitar Rp 1 miliar dari beberapa donatur.
Kapolri, Jendral Bambang Hendarso Danuri, menyatakan aliran dana itu seluruhnya berasal dari dalam negeri. Tak satu pun sumber aliran dari luar negeri yang disumbangkan ke kelompok itu. ''Tentang dana satu miliar, tidak ada dari luar, aliran dana sudah jelas,'' ujarnya saat jumpa pers di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Jumat (14/5).
Kapolri mengatakan, tiga orang terlibat dalam pendanaan kelompok bersenjata tersebut. Ketiganya adalah Abdul Haris alias Haris Al falah, Haryadi Usman, dan dr Syarif Usman. Haris Al Falah mendapatkan uang Rp 400 juta, dr Syarif Usman Rp 200 Juta, dan Haryadi Usman Rp 150 juta.
Selain tiga tersangka tersebut, polisi juga menemukan dana senilai Rp 200 juta berbentuk ringgit, dollar AS, dan rupiah di tempat kejadian perkara Cikampek, lokasi Maulana tertembak. Dana senilai Rp 1 miliar tersebut, ungkap Kapolri, digunakan untuk pembelian senjata api dan amunisi untuk kelompok bersenjata.