REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Komisioner Komnas HAM, Syafruddin Ngulma Simeulue, menilai aksi Densus 88 yang kerap menambak mati tersangka teroris dinilai tidak pantas terjadi. Komnas HAM pun berniat mengevaluasi cara kerja Densus menangani pelaku teror.
Syafruddin melihat tindakan main tembak yang dilakukan aparat Densus 88 sudah seperti penembakan misterius (petrus) masa rezim otoriter Soeharto. ''Karena Densus sudah menembak mati sekian orang,'' kecamnya di Jakarta, Jumat (14/5).
Padahal, lanjutnya, belum tentu semua target Densus benar-benar teroris. ''Saya kira keberadaan Densus 88 harus segera dievaluasi,'' cetusnya. ''Diskresi dalam penegakan hukum tidak berarti boleh mengabaikan hak asasi manusia.''
Terakhir, Densus 88 menembak beberapa orang yang dicurigai sebagai teroris di Cikampek, Karawang, dan Cawang, Jakarta Timur. Teroris itu mati ditempat karena luka tembak yang dilepaskan aparat Densus.