Kamis 06 May 2010 04:24 WIB

Sepi Peminat, Pelelangan BMKT Cirebon Gagal

Rep: c08/ Red: Krisman Purwoko

JAKARTA--Akibat sepinya peminat maka lelang sekitar 271 ribu keping benda muatan kapal tenggelam (BMKT) berusia 1.000 tahun yang diangkat dari perairan Utara Cirebon, menemui kegagalan. Secara resmi, Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan (PANNAS) lelang BMKT Cirebon menyatakan lelang untuk diakhiri.

"Dikarenakan tidak ada penawaran dan uang jaminan, maka saya menyatakan lelang hari ini ditutup," kata Pejabat Kantor Piutang Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jakarta III, Iraningsih dalam konperensi pers di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu (5/5).

Adapun nilai keseluruhan harta karun atau BMKT berusia sepuluh abad tersebut minimal Rp 720 miliar. Harta karun yang ditemukan di perairan Cirebon itu meliputi perhiasan seperti rubi, mutiara, perhiasan emas, batu, kristal Dinasti Fatimiya, pecah belah Iran, dan keramik-keramik Cina. Termasuk juga sarung golok emas dan rock crystal yang diyakini sebagai peninggalan anggota keluarga Nabi Muhammad SAW.

Hingga batas waktu penutupan lelang pada Selasa (4/5) pukul 15.00 WIB, tidak ada satu peminat pun yang menyerahkan uang jaminan lelang sekitar 20 persen dari perkiraan harga limit atau senilai 16 juta dollar AS (Rp 147 miliar) kepada PANNAS. Menurut Presiden Direktur PT. Paradigma Putra Sejahtera Adi Agung Tirtamarta, lelang menemui kegagalan karena terhambat oleh dua kemungkinan.

"Pertama, ketentuan soal penyetoran 20 persen uang jaminan lelang, dimana para peminat mempertanyakan apa uang mereka akan dijamin panitia lelang. Kedua, terlalu singkatnya antara publisitas lelang dengan waktu lelang," paparnya.

Kendati lelang yang pertama kalinya digelar pemerintah Indonesia ini gagal, Adi mengaku tidak kecewa atau pun kapok. "Saya tidak ada penyesalan sama sekali. Namun, saya harap dalam lelang kedua dan ketiga ada perbaikan dan berjalan lebih mudah," tukasnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Balai Lelang Indonesia, George Gunawan mengungkapkan sebaiknya panitia lelang jangan memfokuskan diri mengincar peminat BMKT dari kalangan kolektor atau pemborong semata yang kebanyakan dari luar negeri. Menurutnya, panitia juga harus mementingkan peminat individual dari dalam negeri.

"Saya usulkan selanjutnya lelang itu jangan ditujukan kepada pemborong atau kolektor (luar negeri), tapi sisihkan juga sebagian untuk orang Indonesia. Dalam menggelar lelang juga jangan tergesa-gesa, publisitas jangan terlalu pendek," harap George.

Menanggapi kegagalan lelang ini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad menyampaikan pihaknya akan melaporkan permasalahan ini kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia mengaku akan mengadakan rapat pembicaraan untuk menindaklanjutinya.

"Kita akan melapor ke presiden untuk langkah selanjutnya. Kita juga akan mengadakan pertemuan dengan UNESCO di Bali pada 10 Mei mendatang terkait masalah ini. Yang pasti, kita tidak ingin investor yang telah ikut serta dalam pengangkatan BMKT ini menelan kerugian begitu saja. Tiap perusahaan kan mengeluarkan biaya 10 juta dollar AS," terang Fadel.

Terlepas dari ini semua, mantan Gubernur Gorontalo itu menilai kegagalan lelang ini bukanlah suatu kegagalan. Menurutnya, ini masih proses awal. "Setelah pembicaraan dengan presiden, bisa saja 1-2 bulan (ada lelang lagi). Tapi, ide-ide lainnya dan mempelajari hambatan yang ada," ungkapnya.

Ditambahkan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, ia menyayangkan beberapa pihak yang berpendapat bahwa pelelangan ini dianggap sebagai penjualan peninggalan sejarah bangsa. Ia menegaskan sebelum melepas 271 ribu harta karun yang dilelang, pemerintah sebelumnya sudah mengambil harta karun yang bernilai sejarah.

"Kita sudah memilah mana yang barang ekslusif dan tidak (ekslusif). Dari 271 ribu barang (yang dilelang), kita sudah mengambil sebanyak 970-an keping barang yang mewakili sejarah," tegas Jero yang juga merencanakan akan mendirikan Museum Bahari untuk menyimpan harta karun dalam laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement