JAKARTA--Stabilitas politik penting untuk meningkatnya ekonomi. Hal ini ditekankan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam raker di Tampak Siring Bali, yang disampaikan Menkominfo Tifatul Sembiring kepada para wartawan dalam rilisnya.
"Presiden SBY mengingatkan pentingnya stabilitas politik, agar kita bisa bekerja membangun ekonomi dan kesejahteraan rakyat", ujar Tifatul. Di lalu menjadikan Vietnam dan Cina. Menurut dia, ekonomi kedua negara tersebut maju pesat, dan stabil. "Namun jika rusuh berkepanjangan maka pembangunan ekonomi bisa terhambat," ujar Tifatul menirukan Presiden.
Lebih lanjut, kata dia, Presiden juga menyampaikan pesan moral agar peristiwa Tanjung Priok, tidak sampai terulang kembali. "Harus bijak dan dialogis dengan masyarakat", ujar Presiden. Lebih lanjut Presiden juga menekankan pentingnya aspek stabilitas keamanan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. Target pertumbuhan ekonomi pada 2014, tutur Presiden, sebesar 7 persen dengan asumsi tidak terjadi krisis.
SBY lewat Tifatul juga mengimbau kepala daerah agar bijak dalam menangani masalah-masalah daerah. Bentrok Tanjung Priok, dinilainya, merupakan pelajaran berharga.
Faktor lain yang juga disinggung Presiden dalam rapat tersebut adalah menyangkut kepastian hukum. Dalam pesannya kepada para kepala daerah, SBY meminta agar regulasi dan kebijalan di pusat maupun daerah harus disinkronkan dan tidak menghambat investasi.
"Ini penting diperhatikan semua pihak, agar tidak overlapping dan tidak pula terjadi kekosongan. Berikan kemudahan usaha dan ekonomi yang efisien," ujar Tifatul mempertegas instruksi Presiden tersebut. Di sisi lain, Presiden juga meminta semua pihak untuk menghindari tradisi saling menyalahkan dan lempar tanggung jawab.
Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa melaporkan, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia akhir 2009 sebesar 4,5 persen, dan dinilainya sebagai pertumbuhan yang cukup baik serta menggembirakan di tengah-tengah krisis dunia. Melanjutkan laporannya, Hatta Rajasa, memaparkan bahwa hingga 2010 cadangan devisa saat ini mencapai 71,8 miliar dolar AS, terbesar sepanjang sejarah.