Ahad 18 Apr 2010 01:31 WIB

ICMI Diingatkan untuk Bangkit

Rep: c22/ Red: irf

JAKARTA--Pergantian pengurus Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) dilakukan setiap lima tahun sekali. Namun, pergantian ini belum terlaksana di beberapa daerah. Lebih dari itu ICMI daerah banyak yang 'tidur' sehingga tidak terdengar sama sekali aktivitasnya.

Hal tersebut diungkap Edy Suandi Hamid, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Sabtu, (17/4). "Akibatnya regenerasi ICMI daerah akan terhambat," ujar Edy. Jika proses regenerasi di daerah tidak mulai dilakukan, maka lambat laun ICMI daerah akan mengalami penuaan dan pada akhirnya akan stagnan.

Pengurus pusat tidak akan berperan optimal tanpa peran aktif pengurus-pengurus daerah. Regenerasi juga dipengaruhi oleh kaderisasi yang baik, misalnya melalui pendidikan kepemimpinan. "Suatu organisasi sebaiknya tidak terletak pada satu figur saja, namun pada sistem organisasinya," ujar Edy. Selama ini, sosok Habibie seolah tak bisa lepas dari keberadaan dan kejayaan ICMI di masa lalu.

Ia menilai setelah Habibie tidak aktif dalam percaturan politik, organisasi ini sempat mengalami mati suri karena lama tidak menunjukkan kiprahnya. Kata dia, ICMI harus mampu bangkit dengan tidak melulu memfigurkan Habibie atau kejayaan masa lalu.

"Disinilah pentingnya kaderisasi sebagai proses untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas," tutur dia. ICMI perlu mengambil peran dalam upaya memberantas dua problematika klasik di masyarakat, yaitu kemiskinan dan kebodohan. Penyampaian ini merupakan rangkaian dari Rapat Majelis Pimpinan Paripurna ICMI yang digelar di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat 16-18 April 2010.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement