JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta industri pertahanan kembali bangkit. Hal itu untuk meningkatkan kemandirian dalam pengadaan sistem persenjataan serta perlengkapan pertahanan.
Pesan itu disampaikan Presiden ketika membuka Rapat Kabinet Terbatas, di Kantor Presiden, Jumat (16/4). Revitalisasi industri pertahanan merupakan prioritas dan agenda utama untuk lima tahun mendatang.
Rencana induk dalam revitalisasi industri pertahanan, dipandang Presiden, penting karena industri pertahanan harus dioptimalkan. ''Investasi untuk membangun industri-industri itu amat besar. Sumber daya manusia yang juga kita didik dan persiapkan,'' katanya.
Sebelum terjadi krisis, lanjut Presiden, industri pertahanan di Indonesia berada pada tingkatan yang cukup maju dengan daya saing yang tinggi. ''Setelah ekonomi kita pulih, kembali saatnya sekarang untuk benar melakukan revitalisasi dan pengembangan,'' pintanya.
Mengenai aspek pendanaan, Presiden mengatakan, hal itu harus dicarikan solusinya agar dari segi pasar di dalam negeri ada kepastian dan juga cukup kuat untuk memproduksi sistem persenjataan dan perlengkapan militer. Hal itu juga sekaligus mencari bagaimana inovasi dan langkah-langkah agar benar-benar tercipta pertahanan yang tangguh. Presiden mengakui, untuk mencapai industri pertahanan yang tangguh, perlu ada kebijakan yang tepat.