Selasa 07 Feb 2023 14:49 WIB

Nasib Pilot dan Penumpang Susi Air Belum Diketahui

Pesawat Susi Air diduga dibakar KKB di bawah kendali Egianus Kogoya.

Rep: Bambang Noroyono/Antara/ Red: Indira Rezkisari
Pesawat Jenis Pilatus Porter milik Maskapai Susi Air diduga dibakar KKB di wilayah Nduga, Papua, Selasa (7/2/2023).
Foto: Antara/Spedy Paereng
Pesawat Jenis Pilatus Porter milik Maskapai Susi Air diduga dibakar KKB di wilayah Nduga, Papua, Selasa (7/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Komandan Satgas Damai Cartenz Kombes Faizal Rahmadani mengakui nasib pilot berkebangsaan Selandia Baru belum diketahui setibanya di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua. Bukan cuma nasib pilot Susi Air Capten Philips M, lima penumpang lainnya juga tidak diketahui kabarnya.

"Hingga kini kami masih belum mengetahui nasib pilot dan penumpangnya," kata Kombes Faizal, Selasa (7/2/2023).

Baca Juga

Faizal menjelaskan, insiden dibakarnya pesawat milik Susi Air dengan nomor penerbangan PK-BVY yang terbang dari Timika menuju Paro (Nduga). Dari laporan yang diterima seharusnya pesawat tersebut kembali ke Timika pukul 07.40 WIT, namun kemudian dilaporkan pesawat tersebut dibakar.

"Dari pengecekan yang dilakukan dari udara terlihat pesawat terbakar di ujung lapangan terbang Parodan diduga dilakukan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata)," kata Kombes Faizal.

Pesawat nahas tersebut, lanjut dia, membawa lima penumpang termasuk seorang bayi. "Berbagai upaya saat ini dilakukan untuk menemukan pilot dan penumpang dalam keadaan selamat," ujarr Kombes Faizal yang juga menjabat Dirkrimum Polda Papua, yang mengaku saat ini berada di Jakarta.

Penerbangan sipil pesawat pilatus porter milik maskapai Susi Air dikabarkan, diduga dibakar oleh KKB di Bandaro Paro, Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023) waktu setempat. Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Papua, Komisaris Besar (Kombes) Ignatius Benny kepada Republika mengabarkan, belum ada informasi tentang korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Tetapi Polri bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) sama-sama melakukan investigasi terkait pembakaran itu. “Operasi Damai Cartenz, personil Polres Nduga, dan rekan-rekan TNI sudah berada di lokasi, dan melakukan investigasi terkait kondisi pilot dan seluruh penumpang,” begitu kata Kombes Benny saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (7/2/2023).

“Untuk sementara kami kabarkan, belum ada disampaikan tentang korban jiwa,” begitu terang Benny melanjutkan.

Benny menjelaskan, kabar dugaan pembakaran pesawat tersebut, berawal dari informasi tentang hilang kontak Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368, pada Selasa (7/2/2023) subuh waktu Indonesia Timur. Pesawat itu terbang dari Bandara Mozes Kilangin, Mimika menuju Bandara Paro, di Kabupaten Nduga.

Tiba di Bandara Paro, sekitar pukul 06.17 WIT. “Tetapi, pesawat tersebut tidak kembali lagi ke Timika,” begitu terang Kombes Benny. Selanjutnya dikatakan, informasi menyebutkan pesawat nahas tersebut dalam kondisi celaka dengan keadaan terbakar.

Di wilayah tersebut KKB yang dipimpin oleh Egianus Kogoya masih masif melakukan intimidasi dan penyerangan terhadap kelompok sipil, anggota TNI, maupun Polri, serta atribut-atribut yang berasal dari Indonesia. “Wilayah tersebut, masuk dalam markas mereka,” begitu sambung Kombes Benny.

Di Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub), pun mengabarkan tentang informasi pesawat Susi Air tersebut. Kepala Bagian Kerjasama Internasional, Humas, dan Umum Direktorat Jendereal (Dirjen) Perhubungan Udara Mokhammad Khusnu mengabarkan, temuan dari pihak keamanan di Nduga yang dilaporkan ke Jakarta pesawat tersebut dalam kondisi dirusak, dan dibakar.

Sampai saat ini, pun disebutkan para personil Polri, dan TNI masih terus melakukan pencarian terhadap pilot, dan para penumpang. “Kondisi pilot dan penumpang masih dalam pencarian,” begitu sambung siaran pers tersebut.

Ditjen Hubungan Udara di Jakarta, dikatakan juga meminta TNI Angkatan Udara (AU) untuk melakukan terbang melintasi rute pesawat Susi Air agar membantu melakukan observasi situasi terbang di wilayah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement