Selasa 07 Feb 2023 12:20 WIB

Skywalk Kebayoran Lama Berbayar, Warga: Mending Lewat Jalan di Bawah

Warga bayar tarif Rp 3.500 jika melintasi skywalk yang baru diresmikan Pj Heru Budi.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah warga melintasi skywalk Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (7/2/2023).
Foto: Republika/Eva Rianti
Sejumlah warga melintasi skywalk Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (7/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah warga mengeluhkan jembatan layang atau skywalk Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yang dikenakan tarif penyeberangan. Jika kebijakan berbayar sudah final, sebagian warga tidak mau melewatinya dan lebih memilih melintasi jalan di luar Stasiun Kebayoran.

Amar (45 tahun) berpendapat, adanya tarif melewati skywalk sebenarnya tidak lumrah. Pasalnya, selama ini yang diketahuinya, jembatan penyeberangan orang (JPO) merupakan fasilitas umum yang tidak berbiaya.

"Iyalah keberatan. Sudah capek, bayar lagi," kata Amar saat ditemui Republika.co.id di kawasan skywalk Kebayoran, Jakarta Selatan, Selasa (7/2/2023).

Dia menuturkan, dengan kondisi desain skywalk Kebayoran Lama yang cukup tinggi dan jaraknya jauh, hal itu cukup melelahkan bagi pejalan kaki yang usianya sudah tidak muda lagi. Karena itu, Amar lebih memilih alternatif jalan lain.

"Ya pastilah kalau berbayar mending lewat jalan yang di bawah," tuturnya. Jalan yang dimaksud adalah jalan trotoar yang normal menjadi fasilitas yang dilewati masyarakat umum di luar stasiun ataupun halte bus Transjakarta.

Senada, Oni (38) mengaku keberatan dengan adanya pengenaan biaya Rp 3.500 untuk dapat melintasi skywalk Kebayoran Lama. Dia berharap fasilitas tersebut juga selayaknya seperti JPO-JPO pada umumnya, yang bisa digunakan cuma-cuma oleh warga.

"Lebih baik jangan (berbayar) karena fasilitas umum. Kaget aja sih, walaupun saya jarang ke Jakarta, dan sekalinya ke Jakarta selalu enggak ada jembatan penyeberangan gini yang berbayar. Baru kali ini," ujar Oni yang tinggal di Bogor.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Republika.co.id, skywalk Kebayoran berbayar diberlakukan bagi pengguna transportasi publik yang berasal dari luar menuju stasiun atau sebaliknya, dari stasiun ke luar. Artinya, khusus bagi mereka yang melintasi skywalk, bukan untuk transit atau lanjut menggunakan fasilitas Transjakarta.

Pantauan Republika.co.id, tarif bagi warga yang lewat skywalk per Selasa (7/2) tidak diberlakukan lagi. Masyarakat yang berasal dari luar moda terintegrasi atau tidak transit bisa melintasi skywalk tanpa tap in dan tap out.

Mereka dipersilakan melalui pintu darurat untuk langsung berjalan ke arah stasiun. Namun, pemberlakuan tersebut belum bisa dipastikan akan terus seperti itu atau ada perubahan anyar yang lebih permanen.

Sebelumnya diketahui, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho mengingatkan warga, fungsi skywalk Kebayoran Lama bukan berfungsi sebagai JPO. Menurut dia, skywalk difungsikan untuk mempermudah mobilitas penumpang yang ingin berpindah moda dari bus Transjakarta ke KRL Commuter Line ataupun sebaliknya.

"Ya ini skywalk memang khusus masyarakat yang ingin ke Transjakarta dan KRL. Jadi, memang itu skywalk untuk memudahkan penumpang untuk ke transportasi umum bukan untuk JPO umum," katanya di Jakarta, Senin (6/2/2022).

Fasilitas penghubung itu diresmikan Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono pada Jumat (27/1/2023), setelah dibangun mulai Maret-November 2022 yang menelan anggaran Rp52 miliar bersumber dari APBD 2022. Skywalk sepanjang 500 meter yang menghubungkan Stasiun Kebayoran Lama dengan Halte Kebayoran Lama di Koridor 8 (Lebak Bulus-Harmoni) dan Halte Velbak di Koridor 13 (Tendean-Ciledug).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement