Ahad 29 Jan 2023 12:38 WIB

Olahraga Berburu Babi Budaya Sumbar yang Bisa Gerakkan Ekonomi

Adanya kegiatan buru babi bisa menghilangkan hama merusak kebun di Agam.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Peserta olahraga berburu babi mengawasi anjing peliharaannya yang bertarung melawan seekor babi, di Nyogan, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Ahad (11/4/2021).
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
Peserta olahraga berburu babi mengawasi anjing peliharaannya yang bertarung melawan seekor babi, di Nyogan, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Ahad (11/4/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Bupati Agam, Andri Warman mengatakan, olahraga berburu babi merupakan budaya masyarakat di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) yang merupakan tradisi secara turun temurun. Dia menyebut, kegiatan itu juga mampu menggerakkan ekonomi masyarakat.

"Olahraga berburu babi ini merupakan budaya warisan turun temurun yang harus dijalankan setiap tahunnya. Kita jangan melihat ini dari agama namun lihat ini dari segi budaya," kata Andri usai membuka Alek Buru Babi di Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumbar, Ahad (29/1/2023).

Menurut dia, kegiatan itu mampu mendatangkan ribuan orang ke Nagari Koto Tangah, Pincuran Tilatang Kamang, Kabupaten Agam. Mereka yang datang tidak hanya dari Sumbar, sambung dia, melainkan juga juga dari Jambi, Bengkulu, dan lainnya.

"Mereka datang ke sini, menginap dan membawa binatang peliharaan yang membutuhkan pakan. Ekonomi masyarakat bergerak karena pengunjung ini menginap dan berbelanja," kata Andri.

Selain itu, kata dia, dengan adanya buru babi ini, mampu menghilangkan hama babi yang merusak kebun masyarakat setempat. "Kita tahu Agam memiliki wilayah perkebunan dan hutan yang luas dan memang hama ini mengganggu kebun masyarakat. Kami berterima kasih kepada Porbbi yang membuat agenda ini di sini," ucap Andri.

Pemkab Agam siap bersinergi menjadikan kegiatan itu sebagai event pariwasata untuk mendatangkan wisatawan nasional dan internasional. Ketua Perkumpulan Olahraga Buru Babi (Porbbi) Verry Mulyadi mengatakan, membangun Sumbar tidak dapat dilakukan oleh satu kelompok saja.

"Kita buktikan hari ini, Porbbi Sumbar bekerja sama dengan Porbbi Agam dan Tilatang Kamang sehingga kegiatan ini berjalan dengan baik," kata Verry. Dia mengatakan olahraga berburu babi sebagai budaya turun temurun yang terus dilestarikan.

Sehingga kekompakan dan kebersamaan dapat terjalin dari event itu. "Hari ini ada 5.000 orang yang datang dan mereka belanja Rp 100 ribu saja maka Rp 500 juta uang yang berputar dalam kegiatan ini," kata Verry.

Ketua Harian Porbbi Sumbar, Niko Adrian mengatakan, pihaknya melakukan promosi kegiatan itu melalui media sosial dan pesan berantai. "Alhamdulillah banyak diikuti ribuan orang baik dari Sumbar maupun provinsi lain," kata Niko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement