Kamis 17 Mar 2022 21:36 WIB

Rejang Lebong Siapkan Program Pekarangan Pangan Lestari

Daerah dengan kasus stuntint tinggi jadi prioritas program pekarangan pangan lestari.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Warga menanam sayuran dalam program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah menyiapkan program pekarangan pangan lestari atau P2L untuk memenuhi ketersediaan gizi masyarakat.
Foto: ANTARA/Arnas Padda
Warga menanam sayuran dalam program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah menyiapkan program pekarangan pangan lestari atau P2L untuk memenuhi ketersediaan gizi masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG -- Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah menyiapkan program pekarangan pangan lestari atau P2L untuk memenuhi ketersediaan gizi masyarakat.

Sekretaris DKP Rejang Lebong Syapril Johan di Rejang Lebong, Kamis (17/3/2022), mengatakan, program P2L ini akan dilaksanakan bekerja sama dengan TP-PKK Rejang Lebong dan kelompok wanita tani (KWT) tersebar dalam 15 kecamatan di Rejang Lebong. "Program P2L ini bertujuan untuk membantu ketersediaan gizi bagi masyarakat baik berupa jenis sayuran juga ternak seperti itik maupun ikan. Program ini selain untuk pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat juga untuk mengatasi stunting," kata dia.

Baca Juga

Syapril menjelaskan, dalam program P2L ini bisa dilakukan warga di halaman rumahnya dengan menggunakan polybag atau bisa juga memanfaatkan lahan kosong. Dalam program ini, kata dia, warga bisa bercocok tanam tujuh jenis sayuran yang berumur singkat seperti kangkung, sawi, tomat, bayam, kacang panjang, cabai, timun dan lainnya. Kemudian warga bisa beternak ayam atau berkolam ikan terpal maupun memanfaatkan drum.

Untuk menjalankan program ini pihaknya masih menunggu data sebaran kasus stunting atau gagal tumbuh di Kabupaten Rejang Lebong. Sebab dari informasi yang mereka dapatkan kasusnya di wilayah itu masih cukup tinggi sehingga harus dibantu penanganannya.

"Kami masih menunggu datanya, kalau sudah ada data stuntingnya maka akan kita petakan mana yang zona merah dan bukan. Nantinya zona merah ini akan kita bantu penanganannya melalui program pemanfaatan pekarangan baik yang dapat bantuan maupun yang tidak dapat bantuan," terangnya.

Menurut dia, guna menyukseskan program pemanfaatan pekarangan untuk memenuhi gizi baik nabati maupun hewani masyarakat ini sebelum dilaksanakan akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat masing-masing wilayah sehingga nantinya bisa berjalan dengan baik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement