Senin 18 Jan 2021 12:50 WIB

BMKG Minta Masyarakat Mamuju tak Eksodus

BMKG hanya mengeluarkan imbauan terkait arahan evakuasi untuk menyelamatkan diri.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tidak pernah menginstruksikan warga untuk meninggalkan Mamuju pascagempa bumi Magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah tersebut pada Jumat (15/1). 

"BMKG hanya mengeluarkan imbauan terkait arahan evakuasi untuk menyelamatkan diri, bukan eksodus meninggalkan Mamuju," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (18/1). 

photo
KN Singa Laut 402 Bakamla bertolak dari dermaga pangkalan Serei, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Senin (18/1/2021). Badan Keamanan Laut (Bakamla) mendistribusikan bantuan untuk korban bencana alam berupa sembako, air minum kemasan, terpal, pakaian layak pakai, susu balita, serta membawa bantuan personil Polairud Polda Sulut, Tagana dan BNPB Sulut menuju ke Mamuju, Sulawesi Barat. - (Antara/Adwit B Pramono)

Imbauan evakuasi disampaikan Dwikorita saat rakor Gempa Mamuju-Majene pada Sabtu (16/1) malam. Ia membantah peredaran teks percakapan WhatsApp yang berisi informasi seolah BMKG menginstruksikan meninggalkan Mamuju sesegera mungkin.

"Informasi ini tidak benar dan dapat dikategorikan sebagai berita bohong (hoaks)," tegas Dwikorita. 

Walau begitu, Dwikorita mengingatkan, gempa susulan masih dapat terjadi seperti lazimnya pasca terjadinya gempa kuat. Sehingga masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan gempa susulan dengan kekuatan yang signifikan. 

Hasil monitoring BMKG terhadap aktivitas gempa di Majene dan Mamuju sejak tanggal 14-17 Januari 2021, tercatat sebanyak 37 kali gempa.

"Masyarakat yang tempat tinggalnya sudah rusak atau rusak sebagian, diimbau tidak menempatinya lagi karena jika terjadi gempa susulan signifikan dapat mengalami kerusakan yang lebih berat bahkan  roboh," ujar Dwikorita.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement