Kamis 25 Jan 2024 14:57 WIB

BMKG Ungkap Ini Penyebab Intensitas Hujan Tinggi di Jabar

Peningkatan hujan terjadi disebabkan suhu muka laut yang hangat

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Warga menggunaka payung saat hujan mengguyur sebuah kawasan
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga menggunaka payung saat hujan mengguyur sebuah kawasan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan puncak musim hujan di wilayah Jawa Barat (Jabar) akan berlangsung pada bulan Februari dan Maret. Selain itu, intensitas hujan tinggi terjadi di Jabar disebabkan suhu muka laut yang hangat.

Prakirawan Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat, Asri Rachmawati, mengatakan puncak musim hujan terjadi di Jabar pada Februari dan Maret. Peningkatan hujan terjadi disebabkan suhu muka laut yang hangat.

Baca Juga

"Puncak hujan Februari dan Maret, secara umum peningkatan hujan ini diakibatkan oleh suhu muka laut yang relatif hangat, sehingga suplai uap air ke Jawa Barat relatif tinggi," ujar Asri, Kamis (25/1/2024).

Asri mengatakan suhu muka laut yang tinggi turut mengakibatkan kelembapan udara di sebagian wilayah Jabar basah. Angin monsun Asia atau angin baratan saat ini terpantau menguat. Selain itu, potensi hujan intensitas ringan hingga sedang masih akan terjadi di sebagian Jawa Barat. Sedangkan intensitas hujan lebat dapat terjadi di sebagian Jabar lainnya.

"Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang, petir dan kilat dapat terjadi skala lokal dan singkat dapat terjadi di sebagian Jawa Barat," katanya.

Ia mengimbau masyarakat waspada terhadap bencana hujan lebat, puting beliung, hujan es yang dapat menyebabkan banjir, longsor. Termasuk hujan lebat di sore hari.

"Khusus untuk daerah gunung dan rawan longsor untuk waspada dengan hujan terus menerus karena dapat menyebabkan kelabilan tanah," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement