Senin 27 Nov 2023 15:34 WIB

Jokowi: Pembantaian Rakyat Palestina oleh Israel di Luar Nalar

Jokowi tegaskan kekerasan Israel di Palestina tak bisa ditolelir.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Jokowi: Pembantaian Rakyat Palestina oleh Israel di Luar Nalar. Foto: Presiden Jokowi.
Foto: Dok.Rusman - Biro Pers
Jokowi: Pembantaian Rakyat Palestina oleh Israel di Luar Nalar. Foto: Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali mengupayakan perdamaian global dengan mengadakan R20 International Summit of Religious Authorities (R20 ISORA) di Jakarta, Senin (27/11/2023). Muktamar internasional para pemuka agama ini dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam sambutannya, Jokowi menjelaskan bahwa di dunia yang modern ini peperangan dan pembantaian yang merenggut perempuan dan anak-anak Palestina adalah sesuatu yang sungguh di luar nalar.

Baca Juga

"Tindak kekerasan yang terjadi di Palestina tidak bisa ditolerir sedikit pun. Oleh karena itu, bantuan kemanusiaan harus segera didistribusikan, gencatan senjata harus terus dilakukan, dan rundingan perdamaian harus segera dilaksanakan," ujar Jokowi saat sambutan dalam pembukaan R20 ISORA di Park Hyatt Jakarta, Senin (27/11/2023).

Dia juga mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia memegang teguh prinsip bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

Forum tokoh agama dan pemimpin spiritual dunia ini mengangkat tema "Peran Agama dalam Mengatasi Kekerasan di Timur Tengah dan Ancaman terhadap Tatanan Internasional Berbasis Aturan".

Salah satu fokus pembahasan forum ini terkait krisis kemanusiaan di Palestina. Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya berharap perang Palestina dan Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 lalu dapat teratasi lewat forum R20 ISORA.

"Sejak R20 di Bali tahun lalu, para pemimpin agama terlibat telah mencapai kesepakatan untuk terus berjuang dalam menghadirkan agama sebagai sumber solusi dari berbagai masalah global," ucap Gus Yahya

Dalam forum ini, kata Gus Yahya, para pemimpin agama ditantang untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah global yang sedang dihadapi.

"Dan kebetulan disingkat ISORA ini kalau orang Jawa ini menantang, 'iso ora?' Bisa tidak?. Jadi, kita menantang para pemimpin agama bisakah menghadirkan agama sebagai sumber solusi dari masalah-masalah kemanusiaan yang sekarang sedang kita hadapi," kata dia.

R20 ISORA diharapkan dapat menghadirkan agama sebagai pilar penyelesaian masalah kemanusiaan. Menurut Gus Yahya, pertemuan ini akan mencapai kesepakatan konkret tentang tindakan bersama yang perlu diambil oleh komunitas agama di seluruh dunia terkait tantangan global saat ini.

Sementara itu, Ketua Pelaksana R20 ISORA Ahmad Ginanjar Sya’ban mengatakan bahwa sekitar 150 partisipan dari dalam dan luar negeri hadir dalam forum tersebut. Dari total 150 tersebut, 30 di antaranya dari luar negeri. Mereka mewakili Timur Tengah, Eropa, Amerika, Asia, dan ASEAN.

“Para partisipan, pembicara dari luar negeri ada 30 orang itu sudah konfirmasi hadir dari Timur Tengah, Eropa, Amerika, termasuk dari Asia dan dari ASEAN,” kata Ginanjar.

Selain itu, tokoh agama juga berasal dari Indonesia, termasuk tokoh-tokoh ormas, aktivis, pemikir, dan penulis juga hadir.

R20 ISORA bertujuan untuk menjadi platform yang memperluas suara perdamaian dan toleransi di tingkat internasional. Forum ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi tokoh-tokoh agama, pemimpin masyarakat, dan akademisi untuk berbagi gagasan dan pengalaman dalam menciptakan dunia yang lebih harmonis.

R20 ISORA berupaya membangun jembatan antarumat beragama dan mempromosikan pemahaman yang lebih baik di antara komunitas-komunitas yang berbeda. R20 ISORA menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya PBNU untuk memperkuat peran agama dalam mendorong perdamaian global.

Para pemimpin agama yang tergabung dalam jaringan R20 bersepakat untuk mengadakan sebuah agenda untuk mendorong solusi nyata agar konflik yang terjadi di Gaza dapat diselesaikan dalam waktu sesegera mungkin.

Dalam forum tersebut, para pemimpin agama akan mempresentasikan tanggapan mereka terkait solusi yang bisa diberikan melalui jalur agama atas permasalahan kemanusiaan yang terjadi di berbagai negara, terutama di Palestina.

R20 ISORA terbagi menjadi lima sesi acara, yaitu; Sesi 1 (Pembukaan Pleno), Sesi 2 (Pleno Kedua), Sesi 3 (Pleno Ketiga), Sesi 4 (Kesimpulan Seluruh Pleno), dan Sesi 5 (Ramah Tamah dan Makan Malam).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement