Sabtu 14 Oct 2023 18:17 WIB

Ribuan Orang Unjuk Rasa di Kota New York Dukung Palestina

Para demonstran menuntut pendudukan Israel diakhiri dan pembebasan wilayah Palestina.

Seorang Kepala Polisi Kota New York (kanan) berbicara kepada pendemo ketika pendukung Palestina mendekati pendukung Israel selama protes antara demonstran Palestina dan Israel di New York, AS, Ahad (8/10/2023).
Foto: EPA-EFE/Peter Foley
Seorang Kepala Polisi Kota New York (kanan) berbicara kepada pendemo ketika pendukung Palestina mendekati pendukung Israel selama protes antara demonstran Palestina dan Israel di New York, AS, Ahad (8/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ribuan orang berkumpul di Kota New York pada Jumat (13/10/2023) waktu Amerika Serikat guna memberikan dukungan kepada Palestina dan menentang serangan Israel di Gaza.

Para demonstran menuntut pendudukan Israel diakhiri dan pembebasan wilayah Palestina. Mereka menuduh Israel melakukan genosida di wilayah itu.

Baca Juga

Sambil membentangkan bendera Palestina dan berbagai spanduk, para demonstran berpawai dari Times Square sampai Konsulat Jenderal Israel sebagai solidaritas terhadap rakyat Palestina.

Spanduk-spanduk bertuliskan pesan seperti "Bebaskan Palestina", "Perlawanan Itu Sah", "Gaza menolak rezim Zionis", dan "Akhiri semua bantuan AS untuk Israel", terlihat jelas.

Namun unjuk rasa ini mendapatkan tandingan dari demonstran yang menyatakan bersolidaritas kepada  Israel. Cuplikan gambar Anadolu menangkap terjadinya konfrontasi antara dua kelompok yang berlawanan itu, termasuk satu orang yang ditangkap polisi.

Aksi unjuk rasa yang kedua kalinya terjadi di New York berlangsung di tengah serangan udara terus berlanjut Israel sejak serangan Hamas ke Israel akhir pekan lalu. Pasukan Israel terus menerus meluncurkan serangan militer di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas di wilayah-wilayah Israel.

Konflik itu pecah Sabtu pekan lalu ketika Hamas memulai Operasi Badai Al Aqsa yang merupakan  serangan mendadak berupa roket dan penyusupan ke wilayah Israel melalui darat, laut dan udara. Hamas berdalih operasi tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur dan kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina yang terus meningkat.

Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi dengan menyasar Hamas di Jalur Gaza. Balasan Israel itu meluas hingga menutup pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang sudah diblokade sejak 2007 tersebut.

Lebih dari 3.300 orang meninggal sejak konflik ini pecah, terdiri dari 1.900 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement