Jumat 29 Sep 2023 20:29 WIB

Erick Thohir: Suporter Madura United Harus Jadi Pelopor Perdamaian

Apalagi sebentar lagi Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir meminta agar suporter Madura United FC, yakni K-Conk Mania, bisa menjadi pelopor perdamaian antarsuporter pada putaran final Piala Dunia U-17 FIFA 2023 mendatang.
Foto: Dok Kementerian BUMN
Ketua Umum PSSI Erick Thohir meminta agar suporter Madura United FC, yakni K-Conk Mania, bisa menjadi pelopor perdamaian antarsuporter pada putaran final Piala Dunia U-17 FIFA 2023 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir meminta agar suporter Madura United FC, yakni K-Conk Mania, bisa menjadi pelopor perdamaian antarsuporter pada putaran final Piala Dunia U-17 FIFA 2023 yang pembukaannya akan digelar 10 November 2023.

"K-Conk Mania harus menjadi pelopor perdamaian antarsuporter di seluruh Indonesia, apalagi sebentar lagi kita akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17. Mari tunjukkan persaudaraan antarsuporter," kata Erick saat bertemu dengan Presiden Klub Suporter Madura United dalam acara silaturrahim bersama perwakilan ulama Madura di Pondok Pesantren Ibnu Kholil, Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (29/9/2023).

Baca Juga

K-Conk Mania merupakan satu dari empat suporter klub sepak bola berjuluk Laskar Sape Kerrap itu. K-Conk Mania berbasis di Kabupaten Bangkalan. Tiga suporter lainnya masing-masing Trunojoyo Mania di Kabupaten Sampang, Taretan Dhibi' di Kabupaten Pamekasan, dan Pecot Mania di Kabupaten Sumenep.

Erick meminta agar insiden pemukulan yang menimpa Media Officer Madura United saat konferensi pers oleh oknum suporter pada laga tandang melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo Sleman tidak menjadi konflik berkepanjangan. "Oknum itu sama dengan kita, juga manusia biasa, mari saling memaafkan. Tetapi yang jelas insiden semacam itu tidak bisa dibiarkan, kami akan tetap memprosesnya," tegas dia.

Sementara Presiden K-Conk Mania, Jimhur Saros, menjelaskan pihaknya memang selalu menekankan pada suporter klub sepak bola berjuluk Laskar Sape Kerrap itu untuk menjunjung tinggi perdamaian dan persaudaraan.

"Perbedaan dukungan itu sudah biasa, rivalitas suporter itu hanya 90 menit, selebihnya kita merupakan saudara. Tim yang kita dukung kalah atau menang, tidak menjadi masalah, jangan sampai menimbulkan perpecahan," kata Jimhur di hadapan Ketum PSSI.

Dalam kesempatan itu, Jimhur juga mengungkapkan bahwa insiden sebagaimana terjadi di Sleman bukan pertama kali terjadi. Namun, pihaknya tetap memproses tindakan tidak terpuji oknum suporter lain sebagaimana di Stadion Manguwoharjo itu agar tidak terulang lagi di masa-masa yang akan datang.

"Perwakilan dari PSS Sleman tadi malam ke sini untuk meminta maaf atas insiden itu, kami terima dengan baik dan memfasilitasi. Tetapi, insiden itu harus ditindaklanjuti oleh bapak ketua umum PSSI, jangan sampai kejadian semacam itu terulang," pinta Jimhur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement