Ahad 10 Sep 2023 15:27 WIB

Gempa Kuat Maroko buat Kejutan tak Biasa

Gempa itu merupakan yang terbesar yang melanda negara itu dalam 120 tahun terakhir

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Gempa Maroko merupakan yang terbesar yang melanda negara itu dalam 120 tahun terakhir.
Foto: AP
Gempa Maroko merupakan yang terbesar yang melanda negara itu dalam 120 tahun terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, MARRAKESH -- Orang-orang yang terbangun akibat gempa berkekuatan 6,8 skala Richter di Maroko. Mereka berlari ke jalan karena ketakutan dan tidak percaya gempa baru saja terjadi.

Seorang pria yang mengunjungi apartemen terdekat mengatakan, piring dan hiasan dinding mulai berjatuhan, dan orang-orang terjatuh dari kaki dan kursi mereka. Seorang perempuan menggambarkan dirinya melarikan diri dari rumahnya setelah terjadi getaran hebat. Seorang pria yang sedang menggendong seorang anak mengatakan bahwa dia terbangun di tempat tidur karena guncangan tersebut.

Baca Juga

Televisi pemerintah menunjukkan orang-orang berkerumun di jalan-jalan Marrakesh, takut untuk kembali ke dalam gedung yang mungkin masih tidak stabil. Banyak yang membungkus diri mereka dengan selimut ketika mencoba tidur di luar.

Gempa bumi dahsyat yang jarang terjadi melanda Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam. Bencana ini merusak bangunan dari desa-desa di Pegunungan Atlas hingga kota bersejarah Marrakesh.

Masjid Koutoubia yang dibangun pada abad ke-12 rusak, tetapi dampak luasnya masih belum jelas terhadap menara setinggi 69 meter yang dikenal sebagai atap Marrakesh. Warga Maroko juga mengunggah video yang menunjukkan kerusakan pada bagian tembok merah terkenal yang mengelilingi kota tua, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO.

Jumlah total korban jiwa masih tidak diketahui. Tim penyelamat berjuang untuk melewati jalan-jalan berbatu menuju desa-desa pegunungan terpencil yang paling terkena dampaknya.

Gempa tersebut merupakan yang terbesar yang melanda negara itu dalam 120 tahun terakhir. Getaran kuat merobohkan bangunan serta tembok di kota-kota kuno yang terbuat dari batu dan pasangan bata yang tidak dirancang untuk tahan terhadap gempa.

“Masalahnya adalah ketika gempa bumi dahsyat jarang terjadi, bangunan-bangunan tidak dibangun cukup kokoh untuk menahan guncangan tanah yang kuat, sehingga banyak bangunan runtuh yang mengakibatkan banyak korban jiwa,” kata profesor emeritus bahaya geofisika dan iklim di University College London Bill McGuire.

“Saya memperkirakan jumlah korban tewas terakhir akan mencapai ribuan setelah diketahui lagi. Seperti halnya gempa besar lainnya, gempa susulan mungkin terjadi, yang akan menyebabkan lebih banyak korban jiwa dan menghambat pencarian dan penyelamatan,” ujarnya.

Kementerian Dalam Negeri Maroko melaporkan pada Sabtu pagi, sekitar 1.037 orang meninggal, sebagian besar di Marrakesh dan lima provinsi dekat pusat gempa, dan 1.204 orang lainnya terluka. Dari korban luka, 721 orang berada dalam kondisi kritis.

Sebagai tanda besarnya skala bencana, Raja Maroko Mohammed VI memerintahkan angkatan bersenjata untuk memobilisasi aset udara dan darat. Tim pencarian dan penyelamatan khusus, serta rumah sakit lapangan bedah dioptimalkan.

Tapi, meski banyak tawaran bantuan dari seluruh dunia, pemerintah Maroko belum secara resmi meminta bantuan. Permintaan itu penting sebagai langkah yang diperlukan sebelum kru penyelamat dari luar negeri dapat dikerahkan.

Tim penyelamat bekerja sepanjang malam...

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement