Jumat 04 Aug 2023 19:43 WIB

Pengamat Prediksi Rupiah Melemah pada Senin Depan

Rupiah Jumat mengalami penguatan sebesar 0,11 persen menjadi Rp 15.170 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada Senin (7/8/2023) ditutup melemah berkisar Rp 15.150-Rp 15.240 per dolar Amerika Serikat (AS).
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada Senin (7/8/2023) ditutup melemah berkisar Rp 15.150-Rp 15.240 per dolar Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada Senin (7/8/2023) ditutup melemah berkisar Rp 15.150-Rp 15.240 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada penutupan perdagangan hari, rupiah mengalami penguatan sebesar 0,11 persen atau 16 poin menjadi Rp 15.170 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.186 per dolar AS.

“Pasar sekarang terfokus tepat pada data nonfarm payrolls (AS) yang akan dirilis hari ini, yang diharapkan menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap stabil hingga Juli 2023,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (4/8/2023).

Baca Juga

Lebih lanjut, tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja memberikan The Fed lebih banyak dorongan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, mengingat bank menargetkan beberapa pendinginan (perlambatan) kondisi tenaga kerja sebagai bagian dari kampanye melawan inflasi. Selain itu, data penggajian swasta AS yang dirilis awal pekan ini disebut melampaui ekspektasi, sehingga meningkatkan kekhawatiran atas pembacaan serupa dari data resmi.

“Sementara inflasi telah mereda secara substansial tahun ini, pasar tenaga kerja tetap relatif panas, tetap berada di bawah tekanan harga. (Namun), pembacaan nonfarm payroll bulan Juni 2023 telah turun secara substansial di bawah ekspektasi, mendorong harapan bahwa The Fed memiliki ruang terbatas untuk terus menaikkan suku bunga,” ungkap Ibrahim.

Menurut Analis Bank Woori Saudara BWS Rully Nova, penguatan rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi faktor domestik, yaitu penguatan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia.

“Index PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2023 meningkat menjadi 53,3 dari 52,5 (pada Juni 2023),” katanya.

Adapun dari faktor eksternal, sentimen datang dari optimisme kebijakan stimulus ekonomi oleh pemerintah China.

“Pemerintah China akan meningkatkan likuiditas perekonomiannya pada sektor infrastruktur melalui swasta,” ucap Rully.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi Rp15.168 dari sebelumnya Rp15.198.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement