Rabu 19 Jul 2023 20:57 WIB

Museum Palestina Pamerkan Kengerian Peristiwa Nakba di Eropa

Nakba adalah perstiwa penggusuran paksa Muslim dan Kristen Palestina oleh Zionis.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Gita Amanda
Setiap 15 Mei, warga Palestina tak pernah absen memperingati Nakba.
Foto: AP
Setiap 15 Mei, warga Palestina tak pernah absen memperingati Nakba.

REPUBLIKA.CO.ID, MASSACHUSETTS -- Museum Palestina di Amerika Serikat (AS) telah membawa kisah pilu peristiwa Nakba ke Eropa. Hal ini disebut sebagai presentasi paling berani tentang pembersihan etnis dan perampasan rakyat Palestina yang pernah dilihat di Barat.  

Upacara pembukaan pameran itu menampilkan pemain oud Palestina menyanyikan lagu epik Palestina yang ditulis oleh mendiang penyanyi Mesir, Mohamed Abdel Wahab. Museum yang berbasis di Massachusetts itu didirikan oleh pengusaha Palestina-Amerika Faisal Saleh pada 2018.

Baca Juga

Museum ini menjadi tuan rumah pameran arsitektur di Venesia untuk memperingati 75 tahun peristiwa Nakba Palestina. Nakba adalah peristiwa penggusuran paksa komunitas Muslim dan Kristen Palestina asli oleh kelompok teroris paramiliter Zionis, serta penghancuran setidaknya 500 kota dan desa Palestina.

 “Dengan menggunakan peta, rendering arsitektur, realitas virtual, foto dan karya seni, proyek ini memamerkan dan mengungkap informasi tentang kota dan desa Palestina yang hilang,” ujar Saleh, dilaporkan Middle East Monitor, Selasa (18/7/2023) lalu.

"Ini menata kembali masa depan di mana keturunan dari populasi asli kembali ke arsitektur yang didesain ulang, dan komunitas perkotaan yang terencana, memberikan harapan dalam menghadapi rintangan yang sulit dan tidak terbatas," kata Saleh.

Seniman dan arsitek Palestina menampilkan ketahanan dan tekad Palestina. Deretan lukisan yang menggambarkan pupusnya harapan dan impian untuk kembali ke Palestina yang bebas dari rasisme dan apartheid, juga ikut dipamerkan.

"Keberadaan dan warisan artistik berfungsi untuk menyanggah mitos yang digunakan untuk membenarkan penciptaan Israel. Mitos seperti 'tanah tanpa manusia untuk rakyat tanpa tanah', 'membuat padang pasir berbunga', dan 'yang tua akan mati dan yang muda akan melupakan'," ujar Saleh.

Ungkapan 'yang tua akan mati dan yang muda akan melupakan' diungkapkan oleh Perdana Menteri pertama Israel David Ben-Gurion. Ketika itu, dia mengatakan kepada rekan-rekannya untuk tidak khawatir dengan orang Palestina yang kembali ke tanah mereka.

"Apa yang membuat pameran ini benar-benar unik adalah peta animasinya yang menampilkan garis waktu depopulasi desa Palestina yang belum pernah terlihat sebelumnya," kata Saleh.

Selama 10 menit, pengunjung dapat melihat kronologis setiap desa yang dibersihkan secara etnis. Saleh mengatakan, pameran ini terbuka untuk umum hingga 26 November. Saleh menambahkan, pemeran tersebut adalah presentasi Palestina yang paling berani tentang Nakba di Eropa dan dunia Barat.

Pendukung Israel dari berbagai negara keberatan dengan pameran Nakba tersebut. Saleh mengatakan, ada keluhan yang diajukan ke Pusat Kebudayaan Eropa tetapi tidak digubris. Saleh tetap dapat menggelar pameran itu dengan leluasa.

"Kami memiliki kebebasan penuh untuk memamerkan, menampilkan, dan menyaring apa pun yang kami inginkan," kata Saleh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement