Jumat 14 Jul 2023 06:28 WIB

Indeks Dolar AS Jatuh di Bawah Angka 100 karena Inflasi Mereda

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap 6 mata uang utama, turun 0.75 persen.

Nilai tukar dolar AS mencatat kerugian besar pada akhir perdagangan Kamis (13/7/2023), dengan indeks dolar jatuh di bawah angka 100 untuk pertama kalinya sejak April 2022.
Foto: AP Photo/LM Otero
Nilai tukar dolar AS mencatat kerugian besar pada akhir perdagangan Kamis (13/7/2023), dengan indeks dolar jatuh di bawah angka 100 untuk pertama kalinya sejak April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Nilai tukar dolar AS mencatat kerugian besar pada akhir perdagangan Kamis (13/7/2023), dengan indeks dolar jatuh di bawah angka 100 untuk pertama kalinya sejak April 2022. Pelemahan dolar AS terjadi karena Indeks Harga Produsen (IHP) AS untuk Juni menunjukkan inflasi AS mereda.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,75 persen menjadi 99,7696 pada akhir perdagangan, mencatat level terendah baru setelah Rabu (12/7/2023). Greenback menuju penurunan mingguan terbesarnya di tahun 2023.

Baca Juga

IHP untuk permintaan akhir, ukuran harga grosir, naik 0,1 persen pada Juni, menyusul penurunan 0,4 persen pada Mei, Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan Kamis (13/7/2023), lebih rendah dari kenaikan 0,2 persen yang diperkirakan para ekonom. Data IHP mengikuti laporan indeks harga konsumen (IHK) pada Rabu (12/7/2023), yang menunjukkan inflasi inti AS melambat secara signifikan.

"Dengan inflasi melambat lebih cepat dari yang diperkirakan, pengetatan Fed menghasilkan efek yang diinginkan, dan investor telah mulai memperkirakan akhir siklus kenaikan saat ini," kata analis ActivTrades Ricardo Evangelista.

Para analis juga menunjukkan bahwa meski memperlihatkan tanda-tanda pelemahan, pasar tenaga kerja masih kuat dan ekonomi tetap sehat.

Klaim pengangguran awal untuk pekan yang berakhir 8 Juli turun 12.000 menjadi 237.000 dari 249.000 sebelumnya (direvisi dari 248.000), Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan Kamis. Namun, penurunan tersebut sebagian dapat dikaitkan dengan liburan 4 Juli, karena pekerja yang menganggur terkadang menunda mengajukan tunjangan di sekitar hari libur.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1220 dolar AS dari 1,1137 dolar AS pada sesi sebelumnya, tertinggi sejak April 2022.

Data menunjukkan bahwa ekonomi Inggris menyusut lebih rendah dari yang diperkirakan pada Mei. Sehingga, Bank Sentral Inggris mungkin dapat menaikkan suku bunga lebih lanjut tanpa mengganggu pertumbuhan.

Pound Inggris naik tipis terhadap dolar karena data tersebut, naik menjadi 1,3129 dolar AS dari 1,2991 dolar AS pada sesi sebelumnya pada akhir perdagangan.

Dolar AS dibeli 138,0260 yen Jepang, lebih rendah dari 138,3180 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS jatuh ke level terendah baru delapan tahun menjadi 0,8587 franc Swiss dari 0,8670 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3108 dolar Kanada dari 1,3192 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,2078 krona Swedia dari 10,3800 krona Swedia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement