Sabtu 27 May 2023 23:50 WIB

KKP Jajaki Kerja Sama Perikanan dengan Kota Maritim Cina

Ekspor perikanan ke Cina tahun lalu mencapai 1,12 miliar dolar AS.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menimbang ikan yang dibongkar muat di Dermaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (27/12/2022). Ekspor perikanan ke Cina tahun lalu mencapai 1,12 miliar dolar AS.
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pekerja menimbang ikan yang dibongkar muat di Dermaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (27/12/2022). Ekspor perikanan ke Cina tahun lalu mencapai 1,12 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono tengah menjajaki potensi kerja sama di sektor perikanan dengan pemerintah Kota Fuzhou, Republik Rakyat Cina. Hal ini disampaikan Trenggono saat bertemu Anggota Komite Tetap Partai Komunis Cina (CPC) Provinsi Fujian yang juga Sekretaris Komite CPC Fuzhou, Lin Bao Jin di Fuzhou, Cina, Jumat (26/5/2023).

Fuzhou merupakan Ibu Kota Provinsi Fujian dan dijuluki sebagai Kota Maritim lantaran letak wilayahnya dan perkembangan industri kelautannya yang sangat pesat. "Pagi tadi kami sempat meninjau beberapa industri perikanan di Fuzhou dan kami memandang Indonesia bisa bekerja sama dan ada banyak produk perikanan Indonesia yang bisa diekspor ke Fuzhou," ujar Trenggono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (27/5/2023).

Baca Juga

Kunjungan Trenggono ke Fuzhou dalam rangka kerja sama Two Countries Twin Park antara Pemerintah Indonesia dengan Ciba, khususnya di bidang kelautan dan perikanan. Trenggono juga bertemu dengan Wali Kota Pemerintah Rakyat Kota Fuzhou Wu Xiande, serta sejumlah pelaku industri perikanan.

Trenggono menyampaikan RRC termasuk pasar strategis produk perikanan Indonesia, di mana nilai ekspor tahun lalu mencapai 1,12 miliar dolar AS atau meningkat 26,29 persen dari 2021. Produk perikanan utama ekspor mencakup udang, cumi sotong gurita, rumput laut, serta rajungan kepiting.

Selain potensi kerja sama perdagangan, Trenggono menawarkan kerja sama di bidang lain seperti perikanan budidaya, tangkap, hingga industri pengolahan untuk dapat dikembangkan di Indonesia.  

"Indonesia juga memiliki sumberdaya perikanan tangkap dan budidaya yang besar, didukung teluk yang menarik dan pesisir yang luas. Tata kelola perikanan Indonesia juga mengedepankan prinsip ekonomi biru yang mengutamakan keberlanjutan," papar Trenggono.

Sementara itu Anggota Komite Tetap Partai Komunis Cina Provinsi Fujian yang juga Sekretaris Komite Kota Fuzhou Lin Bao Jin menyambut baik usulan kerja bidang perikanan antara KKP dengan Pemerintah Fuzhou. Bao mengatakan KKP dan RRC memiliki komitmen yang sama dalam menjaga keberlanjutan ekologi kelautan, dan telah memiliki payung kerja sama yang lebih besar yakni Two Countries Twin Park. 

"Kita punya pendapat yang baik tentang pendalaman kerja sama strategis antara China dan Indonesia, pendalaman implementasi pembangunan "Dua Negara, Dua Taman", dan penguatan pertukaran dan pertukaran antara Indonesia dan Fuzhou, Provinsi Fujian," ungkap Bao.

Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Doni Ismanto menambahkan dalam agenda kerjanya di Fuzhou, Trenggono diantaranya telah mengunjungi Group Perikanan Hongdong dan Mawey Mingceng Aquatic Product Market yang menjadi bagian industri perikanan modern di wilayah itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement