Kamis 25 May 2023 17:26 WIB

PBNU dan Muhammadiyah Serukan Kepemimpinan Moral di Pemilu 2024

Kepemimpinan moral diperlukan agar politikus tak mengedepankan kepentingan pragmatis.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum  PP Muhammadiyah Haedar Nashir (dua kanan) usai melakukan pertemuan di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (25/5/2023). Pertemuan antar kedua pimpinan ormas islam tersebut pada dasarnya untuk bersilaturahmi hingga membahas soal perkembangan muthakhir di Tanah Air. PBNU dan Muhammadiyah Serukan Kepemimpinan Moral di Pemilu 2024
Foto: Republika/Prayogi.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (dua kanan) usai melakukan pertemuan di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (25/5/2023). Pertemuan antar kedua pimpinan ormas islam tersebut pada dasarnya untuk bersilaturahmi hingga membahas soal perkembangan muthakhir di Tanah Air. PBNU dan Muhammadiyah Serukan Kepemimpinan Moral di Pemilu 2024

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof H Haedar Nashir beserta jajaran bersilaturahim ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Kamis (25/5/2023).

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menerima langsung kedatangan rombongan PP Muhammadiyah di lantai 3 Gedung PBNU. Setelah pertemuan, para pimpinan kedua ormas Islam terbesar di Indonesia ini membuat pernyataan bersama.

Baca Juga

Keduanya sepakat mengedepankan kepemimpinan moral menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Menurut Gus Yahya, kepemimpinan moral sangat diperlukan dalam politik agar para politikus tak hanya mengedepankan kepentingan-kepentingan pragmatis.

"Dalam politik ini perlu ada kepemimpinan moral supaya tidak disetir dengan kepentingan-kepentingan pragmatis," kata Gus Yahya dalam konferensi pers di lobi PBNU, dalam keterangan pers.

Ke depan, PBNU dan Muhammadiyah akan melanjutkan diskusi-diskusi untuk menindaklanjuti pertemuan pada hari ini. Gus Yahya berharap bisa membangun strategi bersama agar bisa berpengaruh atas berbagai macam isu yang berkembang.

"Nanti kedua belah pihak (PBNU dan Muhammadiyah) akan terus melanjutkan diskusi-diskusi ini. Karena kalau soal komunikasi langsung sudah biasa, tapi kita ingin bersama-sama mencari strategi untuk menciptakan momentum, mudah-mudahan bisa berpengaruh," kata Gus Yahya.

Selain isu politik, PBNU dan Muhammadiyah juga akan menjalin kerja sama dalam membangun strategi ekonomi yang lebih berkeadilan. Gus Yahya mengakui akan belajar dari Muhammadiyah tentang kerja-kerja administrasi organisasi dan pelayanan terhadap umat.

"Saya kira, ini akan menjadi ladang khidmah yang sangat subur bagi NU dan Muhammadiyah. Kami berterima kasih sekali. Mudah-mudahan ini menjadi kunjungan yang berkah," kata Gus Yahya.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof H Haedar Nashir mengatakan, kepemimpinan moral diharapkan untuk menjadikan Pemilu 2024 lebih bermartabat. Kepemimpinan moral itu, jelasnya, melahirkan arah dan visi kebangsaan yang jelas sehingga kontestasi politik tak hanya berupa ajang mencapai kekuasaan semata.

"Tapi ada visi kebangsaan apa yang mau dibawa, diwujudkan yang berangkat dari fondasi yang diletakkan para pendiri bangsa," kata Prof Haedar.

Ia menjelaskan, kepemimpinan moral yang disepakati itu diharapkan mampu menyetir kontestasi politik menjadi lebih baik. Siapa pun pemimpin negeri ini yang terpilih, maka dia akan menjadi satu kepemimpinan yang sadar atas perilaku baik dan buruk.

"Kami sebagai kekuatan keagamaan kemasyarakatan yang non-politik praktis punya panggilan moral, hadir tanpa merasa paling benar sendiri," kata Prof Haedar.

Rombongan PP Muhammadiyah diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang didampingi Wakil Ketua Umum H Amin Said Husni, Sekretaris Jenderal H Saifullah Yusuf, serta Wakil Sekretaris Jenderal Najib Azca dan Suleman Tanjung.

Prof Haedar Nashir didampingi oleh Sekretaris Umum Prof H Abdul Mu'ti, Bendahara Umum Hilman Latief, jajaran Ketua Prof Anwar Abbas, Saad Ibrahim, dan Agus Taufiqurrahman, serta jajaran Sekretaris Izzul Muslimin dan M Sayuti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement