Kamis 25 May 2023 11:03 WIB

Harga Minyak Menguat Akibat Stok AS Turun dan Peringatan Saudi

Harga minyak mentah WTI dan Brent bersamaan naik di atas 1,4 dolar AS per barel.

Kilang minyak. Harga minyak mentah berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 25/4/2023) pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut. Hal itu diakibatkan penurunan substansial persediaan minyak AS pada pekan sebelumnya dan peringatan dari Menteri Energi Saudi meningkatkan prospek pengurangan produksi OPEC+ lebih lanjut.
Foto: EPA-EFE/FILIP SINGER
Kilang minyak. Harga minyak mentah berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 25/4/2023) pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut. Hal itu diakibatkan penurunan substansial persediaan minyak AS pada pekan sebelumnya dan peringatan dari Menteri Energi Saudi meningkatkan prospek pengurangan produksi OPEC+ lebih lanjut.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak mentah berjangka menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 25/4/2023) pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut. Hal itu diakibatkan penurunan substansial persediaan minyak AS pada pekan sebelumnya dan peringatan dari Menteri Energi Saudi meningkatkan prospek pengurangan produksi OPEC+ lebih lanjut.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli terangkat 1,43 dolar AS atau 1,96 persen, menjadi menetap di 74,34 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Baca Juga

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli melonjak 1,52 dolar AS atau 1,98 persen, menjadi ditutup pada 78,36 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Persediaan minyak mentah komersial AS membukukan penurunan yang dalam dari pekan ke pekan sebesar 12,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 19 Mei kontras dengan ekspektasi kenaikan tipis, menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (24/5/2023). Selain itu, persediaan bensin dan bahan bakar sulingan AS turun masing-masing sebesar 2,1 juta barel dan 0,6 juta barel pekan lalu.

Data persediaan minyak yang dikeluarkan oleh American Petroleum Institute (API) pada Selasa (23/5/2023) malam juga menunjukkan penurunan besar pekan lalu, yang mendorong harga minyak lebih tinggi.

Liburan Memorial Day AS pada 29 Mei menandai awal dari puncak musim perjalanan musim panas dan permintaan bahan bakar yang lebih tinggi.

"Kilang benar-benar bekerja maksimal dengan kilang berjalan sekarang, berusaha memenuhi permintaan," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.

"Harga minyak sangat terfokus pada pagu utang dan suku bunga, tetapi sebenarnya mereka tidak fokus pada sisi penawaran dan permintaan yang telah diperketat dalam beberapa pekan terakhir," jelas Flynn.

Pejabat Federal Reserve "secara umum setuju" bulan lalu bahwa kebutuhan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut "telah menjadi kurang pasti," dengan beberapa mengatakan bahwa kenaikan seperempat poin persentase yang mereka setujui mungkin yang terakhir, menurut risalah pertemuan 2-3 Mei pada Rabu (24/5/2023).

Harga minyak menguat pada Rabu (24/5/2023) karena data menunjukkan pengetatan persediaan dan pasokan bahan bakar AS, serta karena menteri energi Saudi memperingatkan spekulan, meningkatkan prospek penurunan produksi lebih lanjut oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya, catat James Hyerczyk, analis pasar senior pemasok informasi pasar FX Empire.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement