Sabtu 20 May 2023 05:30 WIB

Makanan Palestina Makin Populer di New York, Mainkan Peran Melawan Pendudukan Israel

Restoran yang menyajikan masakan khas Palestina hadir sejak Oktober 2020 di Brooklyn.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Restoran yang menyajikan masakan khas Palestina, Ayat Restaurant, hadir sejak Oktober 2020 di Third Avenue di Bay Ridge, Brooklyn.
Foto: youtube
Restoran yang menyajikan masakan khas Palestina, Ayat Restaurant, hadir sejak Oktober 2020 di Third Avenue di Bay Ridge, Brooklyn.

REPUBLIKA.CO.ID, BROOKLYN -- Belakangan ini makanan khas Timur Tengah, khususnya Palestina semakin populer di kalangan penduduk New York, khususnya mereka yang tinggal di wilayah Brooklyn. Sebuah restoran baru yang menyajikan masakan khas Palestina, Ayat Restaurant, hadir sejak Oktober 2020 di Third Avenue di Bay Ridge, Brooklyn.

Saat dibukanya restoran ini, ia muncul dengan mengumumkan perlawanan warga Palestina, tepat di trotoar, di mana dekorasi tulisan Arab yang berarti 'akhiri pendudukan' dan tanda perdamaian dicetak di beton. Di atas tembok jalan - kisi-kisi jendela yang terbuka saat cuaca bagus - misi restoran ditulis dengan sapuan cat semprot merah, hijau, dan hitam, bertuliskan 'Shawarma. Bola goreng terbuat dari buncis. Makanan Jalanan Palestina.'

Baca Juga

Restoran Ayat dimiliki oleh Abdul Elenani dan istrinya, Ayat Masoud. Sang suami Abdul Elenani adalah seorang warga keturunan Palestina. Ia juga seorang kontraktor konstruksi dan seorang pengusaha yang sangat aktif dengan berbagai kegiatan. Sementara sang istri, Ayat Masoud berasal dari keluarga imigran Palestina, yang dibesarkan di Bay Ridge, Brooklyn.

Sang istri Ayat, selalu bermimpi untuk memperkenalkan hidangan tradisional Palestina yang ia makan di rumahnya. Meskipun makanan jalanan khas Timur Tengah, seperti shawarma, kebab, falafel, dan hummus, itu sangat populer di lingkungannya. Namun ada beberapa resep tradisional Palestina yang ia sukai, ternyata kurang begitu dikenal.

Selain restoran baru Ayat, keduanya juga memiliki tiga kedai kopi Cocoa Grinder; Falahi Farms, toko kelontong dengan toko daging halal. Dan berbagai bisnis terkait kehidupan masyarakat Timur Tengah, berisi kurma, zaitun, dan bahan-bahan Timur Tengah lainnya. Ada juga sebuah toko makanan goreng Belgia bernama Fritebar.

Bagi pemiliknya, restoran ini adalah identitas. Bagaimana masakan Palestina bisa diterima banyak kalangan komunitas non Arab. Dan kini, terbukti restoran Ayat menjadi tempat populer bagi warga masyarakat New York, khususnya di wilayah kota Brooklyn untuk menikmati makanan khas Palestina dan Timur Tengah pada umumnya.

Hal ini bisa dilihat di sebuah situs yang mengulas berbagai pengalaman perjalanan, makan-makan dan rekreasi, TripAdvisor. Bahkan situs ini melalui, seorang pengulasnya memberikan bintang 5 pada layanan dan rasa masakan Palestinanya. Dengan judul Amazing Palestinian Food, seorang yang mengulas masakan restoran Palestina di Brooklyn ini mendapatkan 579 ulasan.

"Kami memutuskan untuk berkunjung setelah membaca ulasan yang sangat baik tentang restoran ini di The NY Times (memang pantas!). Kami mengunjungi Palestina tahun lalu dan menyantap banyak makanan kaki lima selama di sana, jadi kami berharap dapat mengulang kembali pengalaman tersebut."

"Sungguh luar biasa. Mungkin hummus terbaik yang pernah saya makan di AS. Baba ghanoush, tabbouleh, fatoosh, roti buatan sendiri yang luar biasa. Piring shawarma atau sandwich. Porsinya besar - kami membawa pulang cukup banyak makanan, dan akan menjadi makan siang hari ini. Jika Anda belum pernah mencoba makanan Palestina sebelumnya, silakan coba sendiri! Anda tidak akan kecewa," tulis seorang warga New York dengan akun Nyackgirl47 di TripAdvisor.

Sementara itu, salah satu warga New York asal Indonesia yang kini sudah menjadi tinggal lama di negara Paman Sam ini, Imam Shamsi Ali, mengakui masakan khas Palestina semakin populer di AS. "Alhamdulillah Palestinian food had become so popular and Americans love it..," tulis Shamsi Ali diakun media sosialnya.

Imam Shamsi mengatakan restoran Palestina kini semakin berkembang dan di senangi bagi warga New York dan AS. "Semoga ini menjadi jalan merubah persepsi tentang perjuangan bangsa Palestina demi kemerdekaan," kata Shamsi Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement