Senin 17 Apr 2023 14:02 WIB

Jangan Lupa, Gerhana Matahari Total Bisa Diamati di Pulau Ini

Fenomena gerhana matahari pada 20 April 2023 itu merupakan gerhana matahari hibrid.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gerhana matahari total dapat diamati di Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya pada 20 April 2023./ilustrasi.
Foto: AP/Cesar Olmedo
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gerhana matahari total dapat diamati di Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya pada 20 April 2023./ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON---Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gerhana matahari total dapat diamati di Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya pada 20 April 2023.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon, Djati Cipto Kuncoro mengungkapkan gerhana matahari total dapat diamati di Pulau Kisar dengan durasi terlama di Indonesia yaitu 3 Jam 10 menit 32 detik

Baca Juga

 

Durasi puncak gerhana di Pulau Kisar selama satu menit lima detik pada pukul 13.22.56 WIT. Sedangkan sebagian wilayah Maluku mengalami gerhana matahari sebagian karena merupakan wilayah utara dan selatan dari jalur gerhana matahari total.

Durasi gerhana matahari sebagian dapat diamati di sejumlah wilayah di Maluku, khususnya di Ambon selama 3 Jam 9 menit 28.7 detik yakni di pukul 13:34:25.8 WIT.

Ia menyatakan, fenomena gerhana matahari pada 20 April 2023 itu merupakan gerhana matahari hibrid.

Gerhana Matahari Hibrid terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil, daripada piringan matahari dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan Bulan yang teramati dari Bumi sama dengan piringan Matahari.

Gerhana Matahari Hibrid merupakan peristiwa gerhana matahari total dan cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena, sehingga peristiwa gerhana matahari hibrid relatif terjadi cukup langka.

Selain itu posisi pengamat mempengaruhi besar magnitudo gerhana yang akan teramati, sehingga pengamatan kedua gerhana tidak dapat dilakukan secara bersamaan dan dilokasi yang sama.

Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya,matahari seakan-akan tertutupi Bulan.

Djati mengingatkan, agar masyarakat tidak melihat proses gerhana secara langsung, karena radiasi matahari dapat merusak mata. "Gunakanlah kacamata khusus yang menggunakan filter untuk melihat matahari," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement