Selasa 21 Mar 2023 16:34 WIB

BI Solo tak Batasi Jumlah Penukaran Uang Baru

BI Solo siapkan Rp 4,1 T untuk layani penukaran uang baru jelang Ramadhan dan Lebaran

Warga menunjukkan uang kertas baru tahun emisi 2022 usai penukaran di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI). Bank Indonesia (BI) memastikan tidak akan membatasi jumlah penukaran uang baru oleh masyarakat menjelang momentum Lebaran 2023.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
Warga menunjukkan uang kertas baru tahun emisi 2022 usai penukaran di mobil kas keliling Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI). Bank Indonesia (BI) memastikan tidak akan membatasi jumlah penukaran uang baru oleh masyarakat menjelang momentum Lebaran 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bank Indonesia (BI) memastikan tidak akan membatasi jumlah penukaran uang baru oleh masyarakat menjelang momentum Lebaran 2023.

Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo di sela pembukaan penukaran uang baru di Pasar Klewer Solo, Jawa Tengah, Selasa (21/3/2023), mengatakan, selama periode Ramadhan dan Lebaran tahun ini kebutuhan uang baru masyarakat diperkirakan mencapai Rp 6 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan realisasi periode Ramadhan dan Lebaran tahun lalu, yakni sebesar Rp 5,6 triliun.

Baca Juga

"Kami siapkan buffer-nya, masyarakat tidak perlu khawatir. Kami tidak membatasi, hanya mengatur proses penukaran," kata Nugroho. 

Ia mengatakan, jika kebutuhan uang baru di masyarakat masih kurang maka BI Kantor Perwakilan Surakarta siap mengambilkan dari BI Jawa Tengah di Semarang maupun dari BI Jakarta. Untuk lokasi penukaran uang, dikatakannya, bisa dilakukan di 154 titik, yakni di kantor perbankan, BPR, Kantor Pos, Pegadaian, dan delapan mobil kas keliling.

"Kami mengimbau masyarakat untuk menukarkan uang baru ke lokasi resmi untuk menghindari risiko uang palsu," kata Nugroho.

Sementara itu, pada kegiatan kali ini pihaknya menyiapkan sebanyak Rp 4,1 triliun yang terdiri dari pecahan kecil hingga pecahan besar. Untuk uang pecahan kecil yang paling banyak ditukar yakni Rp 10 ribu sekitar 30 persen dan Rp 5.000 sekitar 30 persen. Sisanya pecahan lain.

"Kalau pecahan besar untuk kebutuhan penarikan di ATM," kata Nugroho.

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengimbau masyarakat untuk tidak menukar uang baru di sembarang tempat. Tukar di tempat yang sudah disediakan. 

"Lebih enak di sini, dapat uang baru dan lebih nyaman. Kalau fee di pinggir jalan sampai 10 persen, itu mahal. Nanti juga akan kami tertibkan," ujar Gibran.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement