Selasa 14 Mar 2023 17:35 WIB

Dampak SVB Bangkrut, Bitcoin Naik 10 Persen

Bitcoin mencapai 22.560,2 dolar AS sekitar pada awal pekan ini.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Sebuah iklan uang kripto Bitcoin ditampilkan di sebuah jalan di Hong Kong, pada 17 Februari 2022 (ilustrasi). Bitcoin melonjak 10 persen pada perdagangan Senin pagi. Itu karena, pasar uang kripto secara umum berkembang di tengah kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB).
Foto: AP/Kin Cheung
Sebuah iklan uang kripto Bitcoin ditampilkan di sebuah jalan di Hong Kong, pada 17 Februari 2022 (ilustrasi). Bitcoin melonjak 10 persen pada perdagangan Senin pagi. Itu karena, pasar uang kripto secara umum berkembang di tengah kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bitcoin melonjak 10 persen pada perdagangan Senin pagi. Itu karena, pasar uang kripto secara umum berkembang di tengah kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB).

Bitcoin mencapai 22.560,2 dolar AS sekitar pada Senin lalu. Angka tersebut mencapai level tertinggi dalam 10 hari. 

Baca Juga

Pasar kripto secara keseluruhan mencapai satu triliun dolar AS. Itu berkat dorongan sekitar 70 miliar dolar AS.

Dorongan kripto datang di tengah keruntuhan bank terbesar sejak krisis keuangan 2008. Pemerintahan Presiden Biden pun turun tangan guna menjamin dana bagi deposan SVB.

Pemerintahan Biden mengambil alih SVB pada Jumat setelah perusahaan hancur. Bank yang berbasis di Santa Clara, California, itu runtuh pekan lalu dan sekarang berada di bawah kendali regulator federal. 

SVB telah menjadi bank terbesar ke-16 di AS sebelum bank run yang menyebabkan kejatuhannya. Deposan yang cemas bergegas menarik uang mereka karena khawatir terhadap kesehatan bank.

Hal itu menyebabkan keruntuhan. Administrasi Biden meyakinkan deposan SVB, mereka akan memiliki akses ke semua dana mereka pada hari Ahad, tanpa biaya untuk pembayar pajak AS.

"Hari ini kami mengambil tindakan tegas untuk melindungi  ekonomi AS. Caranya engan memperkuat kepercayaan publik pada sistem perbankan kami," ujar Departemen Keuangan, Federal Reserve, dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) seperti dilansir Fox Business, Selasa (14/3/2023).

FDIC pun menyatakan, langkah itu akan memastikan sistem perbankan Amerika Serikat (AS) terus menjalankan peran vitalnya dalam melindungi simpanan dan menyediakan akses kredit ke rumah tangga. "Juga bisnis dengan cara yang mendorong pertumbuhan ekonomi kuat dan berkelanjutan," tutur lembaga tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement