Selasa 14 Feb 2023 00:05 WIB

WNI di Turki Galang Dana untuk Korban Gempa, Terkumpul Rp1,2 Miliar

WNI yang tinggal di Turki telah menggalang dana untuk membantu korban gempa

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Petugas penyelamat dan personel militer memuat barang bantuan yang akan dikirim ke Turki ke dalam pesawat kargo TNI AU di pangkalan udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Indonesia, Sabtu, (11/2/2023).
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Petugas penyelamat dan personel militer memuat barang bantuan yang akan dikirim ke Turki ke dalam pesawat kargo TNI AU di pangkalan udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Indonesia, Sabtu, (11/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masyarakat Indonesia yang tinggal di Turki telah menggalang dana untuk membantu korban gempa di negara tersebut. Mereka berhasil mengumpulkan 324 ribu lira dan 50 ribu dolar AS atau sekitar Rp1,2 miliar.

“Masyarakat Indonesia di Turki juga menggalang dana untuk bantuan dan telah terkumpul uang sebesar 324 ribu lira dan 50 ribu dolar AS atau sekitar Rp1,2 miliar, dan diserahkan melalui Palang Merah Turki,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat memberi keterangan pers terkait paket bantuan dari Pemerintah Indonesia untuk Turki, Senin (13/2/2023).

Retno mengungkapkan, pesawat B737-400 dan Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara yang mengangkut tim Medium Urban Search and Rescue (Musar) berjumlah 65 personel serta bantuan logistik berupa bahan makanan, selimut, dan lainnya telah tiba di Adana, Turki, Ahad (12/2/2023) lalu. Tim Musar pun sudah mulai bekerja membantu proses evakuasi dan penyelamatan korban gempa di kota Antakya, Provinsi Hatya.

Retno mengatakan, pada Ahad pagi, Indonesia juga telah memberangkatkan pesawat Garuda Indonesia A330-300 ke Turki. “Pesawat membawa 119 personel Emergency Medical Team (EMT) dan tim pendukung yang disertai dengan bantuan alat kesehatan, rumah sakit lapangan, obat-obatan dengan total berat 18 ton,” ucapnya.

Selain itu, pesawat Garuda Indonesia A330-300 juga mengangkut bantuan logistik peralatan seberat dua ton. Bantuan tersebut terdiri dari selimut, tenda, kantong tidur, makanan siap saji, dan genset. Menurut Retno, Indonesia akan memberangkatkan bantuan tahap ketiga ke Turki dan Suriah pada 18 Februari mendatang. “Akan berangkat empat pesawat yang membawa 80 ton bantuan kemanusiaan, tidak hanya ke Turki, tapi juga ke Suriah,” ujarnya.

Dalam bantuan tahap ketiga, Indonesia akan mengirimkan matras, selimut, makanan siap saji, tenda, baju hangat, kantong tidur, tenda keluarga, dan hygiene kit. “Sebagai catatan, jumlah dan jenis bantuan yang akan diberangkatkan masih dapat berubah menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan di lapangan,” kata Retno.

Dia mengungkapkan, jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak gempa Turki diperkirakan sekitar 500 orang. Sebanyak 123 orang telah dievakuasi pada tahap pertama, termasuk di dalamnya dua warga Malaysia dan seorang warga Myanmar. Sementara delapan lainnya yang terdiri dari lima WNI dan tiga warga negara Filipina sedang dalam proses tahap kedua. “Dua WNI meninggal dunia, yaitu seorang ibu dan anak, dan sudah dimakamkan di Kahramanmaras,” ujar Retno.

Sementara di Suriah, tidak ada WNI yang terdampak atau menjadi korban gempa. “Namun tim KBRI Damaskus terus dan akan tetap melakukan pemantauan perkembangan di lapangan,” ucap Retno.

Sejauh ini, Turki telah mencatatkan sedikitnya 31.643 korban tewas akibat gempa bermagnitudo 7,8 yang mengguncang negara tersebut pada 6 Februari lalu. Sementara itu Suriah yang turut terdampak guncangan telah melaporkan 4.164 kematian. Jumlah kematian di kedua negara diperkirakan akan terus bertambah karena operasi pencarian dan penyelamatan korban masih berlangsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement