Senin 16 Jan 2023 16:39 WIB

Berkat Surplus Neraca Dagang, IHSG Berakhir Positif

IHSG ditutup positif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (16/1/2023).

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (16/1/2023).
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (16/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (16/1/2023). IHSG naik 46 poin atau menguat 0,70 persen ke level 6.688,05.

Sektor barang baku memimpin penguatan dan diikuti transportasi dan logistik, keuangan, industri, konsumen nonprimer, teknologi, energi, kesehatan, properti dan real estat, serta infrastruktur.

Baca Juga

Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan IHSG bergerak optimistis dipengaruhi oleh data neraca dagang Indonesia yang kembali membukukan surplus pada Desember 2022. 

"Meski melambat, surplus ini menandakan aktivitas ekonomi masih tetap terjaga," kata Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Senin (16/1/2023).

Dari eksternal, pergerakan IHSG dipengaruhi mayoritas penguatan indeks global. China mengalami perbaikan yang tercermin dari indeks perumahan sebesar minus 1,5 persen dari sebelumnya minus 1,6 persen.

Rata-rata pembelian rumah baru sudah mengalami sedikit peningkatan. Data tersebut menunjukkan adanya perbaikan pada pasar properti di China. 

Jepang membukukan inflasi tahunan di tingkat produsen di atas perkiraan pasar dan juga meningkat dari bulan sebelumnya. Hal ini menandakan Jepang akan memperketat likuiditasnya. 

Sepanjang hari ini, Indeks LQ45 bergerak menguat 0,86 persen. Saham–saham yang mendominasi penguatan diantaranya BBCA, TLKM, BBRI, ASII dan BMRI. Sedangkan saham–saham yang mendominasi penurunan di antaranya AMRT, MIKA, ADRO, TBIG, dan CPIN.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement