Senin 02 Jan 2023 12:46 WIB

Mengolah Buah Menjadi Jus, Apakah Lebih Sehat?

Mengolah buah dan sayur menjadi jus juga punya sejumlah kerugian.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Mengolah buah menjadi jus. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Mengolah buah menjadi jus. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang mungkin pernah bertanya-tanya tentang manfaat kesehatan dari jus. Minuman itu biasa dibuat dengan cara "menghancurkan" buah-buahan, sayuran, atau rempah-rempah untuk memisahkan komponen cair dari daging berseratnya.

Ahli diet Melissa Rifkin menjelaskan, salah satu keuntungan dari konsumsi jus adalah meningkatkan asupan buah dan sayuran secara signifikan. Konsentrat buah dan sayuran dalam jus segar, dapat meningkatkan kadar nutrisi folat, antioksidan, dan vitamin C.

Baca Juga

Akan tetapi, mengolah buah dan sayur menjadi jus juga punya sejumlah kerugian. Memang ada banyak nutrisi tetap utuh, tapi muatan serat akan berkurang secara signifikan. Padahal, serat amat berperan dalam menurunkan kolesterol darah, menjaga pencernaan, dan menstabilkan gula darah. 

Saat cairan dipisahkan dari ampas buah dan sayuran selama pembuatan jus, sebagian besar serat tertinggal bersama ampasnya yang sering dibuang. "Ini berarti jus tidak memiliki manfaat yang sama seperti yang ditemukan pada buah dan sayuran utuh yang digunakan untuk membuat jus," ujar Rifkin.

Kelemahan lain dari jus adalah protein dan lemak yang minim sehingga kurang mengenyangkan. Bagi orang yang punya kebiasaan hanya sarapan minum jus tanpa asupan makanan lain, dapat menyebabkan defisiensi nutrisi.

Gejalanya bisa berupa masalah pada rambut, kuku, dan kulit, juga kehilangan otot dan penyembuhan luka yang relatif lama. Jus juga relatif rendah kalori, yang membuat seseorang lebih mungkin mengalami kekurangan kalori.

Rifkin menggarisbawahi bahwa jus tetap merupakan minuman sehat sebab dapat menambah asupan vitamin, mineral, dan antioksidan. Namun, ketika jus dimaksudkan sebagai pengganti makanan utuh dan makanan seimbang secara teratur, ini mungkin lebih berbahaya alih-alih menguntungkan.

Perempuan yang berbasis di New York City, Amerika Serikat, itu, menyarankan agar jus dijadikan pelengkap, bukan pengganti porsi makan. Pastikan makanan dan kudapan yang lain mengandung cukup nutrisi yang tidak ditemukan dalam jus, seperti protein, lemak, dan serat.  

"Lebih baik lagi, daripada membuat jus, coba tingkatkan jumlah buah dan sayuran utuh yang dimakan sehingga Anda mendapatkan manfaat jus yang dikombinasikan dengan sifat positif serat," kata Rifkin, dikutip dari laman Eat This Not That, Senin (2/1/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement