Selasa 20 Dec 2022 14:05 WIB

PBB Ungkap Peningkatan Kekerasan di Palestina dan Israel

Lebih dari 150 warga Palestina dan lebih dari 20 warga Israel telah meninggal

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Seorang Palestina duduk di puing-puing rumah Asad Rifai setelah dihancurkan oleh pasukan Israel bersama dengan rumah Subhi Sbeihat, keduanya diduga melakukan serangan mematikan Mei 2022 terhadap warga Israel di kota Elad, dekat Tel Aviv , di Rummana, dekat kota Jenin, Tepi Barat, Senin, 8 Agustus 2022. Korban tewas akibat pertempuran akhir pekan lalu antara Israel dan militan Gaza telah meningkat menjadi 47, setelah seorang pria meninggal karena luka yang diderita selama kekerasan, Health Kementerian di Gaza mengatakan Kamis, 11 Agustus 2022.
Foto: AP/Majdi Mohammed
Seorang Palestina duduk di puing-puing rumah Asad Rifai setelah dihancurkan oleh pasukan Israel bersama dengan rumah Subhi Sbeihat, keduanya diduga melakukan serangan mematikan Mei 2022 terhadap warga Israel di kota Elad, dekat Tel Aviv , di Rummana, dekat kota Jenin, Tepi Barat, Senin, 8 Agustus 2022. Korban tewas akibat pertempuran akhir pekan lalu antara Israel dan militan Gaza telah meningkat menjadi 47, setelah seorang pria meninggal karena luka yang diderita selama kekerasan, Health Kementerian di Gaza mengatakan Kamis, 11 Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Timur Tengah Tor Wennesland mengatakan pada Senin (19/12/2022), bahwa lebih dari 150 warga Palestina dan lebih dari 20 warga Israel telah meninggal dalam konflik Israel-Palestina sepanjang tahun ini. Laporan terbaru itu menandai jumlah kematian tertinggi dalam beberapa tahun.

"Saya sangat prihatin dengan peningkatan tajam dalam kekerasan terhadap warga sipil di kedua sisi, yang memperburuk ketidakpercayaan dan merongrong penyelesaian konflik secara damai," kata Wennesland kepada Dewan Keamanan PBB dikutip dari Anadolu Agency.

Wennesland menyerukan diakhirinya kekerasan dan agar semua pelaku dimintai pertanggungjawaban. Dia juga menyatakan keprihatinan atas perluasan pemukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang menurut badan dunia itu merupakan pelanggaran mencolok terhadap resolusi PBB dan hukum internasional.

Sekitar 4.800 unit rumah dibangun di Area C Tepi Barat tahun ini dari 900 unit pada 2021 menjadi 3.100 unit pada 2022. Jumlah unit rumah meningkat lebih dari tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Dia mendesak Israel untuk menghentikan kemajuan semua kegiatan pemukiman serta penghancuran properti milik Palestina.

Wennesland juga meminta para pemain regional dan komunitas internasional untuk mengambil langkah konkret untuk mengubah lintasan negatif di lapangan. Berbagai pihak perlu untuk memajukan Israel dan Palestina menuju solusi dua negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement