Kamis 10 Nov 2022 19:51 WIB

Asisten Conte tak Terima Bosnya Dicap Sebagai Pelatih Spesialis Jangka Pendek

Stellini menyebut kalau kritik yang dilayangkan pada Conte tidak adil

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Muhammad Akbar
Pelatih kepala Tottenham Antonio Conte menyaksikan pertandingan sepak bola grup D Liga Champions antara Tottenham Hotspur dan Sporting CP di Stadion Tottenham Hotspur di London, Rabu, 26 Oktober 2022.
Foto: AP/Ian Walton
Pelatih kepala Tottenham Antonio Conte menyaksikan pertandingan sepak bola grup D Liga Champions antara Tottenham Hotspur dan Sporting CP di Stadion Tottenham Hotspur di London, Rabu, 26 Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON --Asisten pelatih Tottenham Hotspur, Cristian Stellini, menegaskan kalau Antonio Conte masih bahagia di klub Liga Primer Inggris tersebut. Stellini menyebut kalau kritik yang dilayangkan pada Conte tidak adil karena ia belum lama melatih Spurs.

Conte, yang telah menghabiskan lebih dari satu tahun melatih Spurs, menghadapi masa depan yang tidak pasti di London utara, karena kontraknya akan berakhir akhir musim ini.

Namun sebuah laporan baru-baru ini mengklaim pemain berusia 53 tahun itu telah membuka pembicaraan dengan Tottenham untuk memperpanjang kontraknya di klub.

Conte memang dikenal sebagai pelatih yang tidak bertahan lama di klub. Saat melatih Inter Milan, Chelsea dan tim nasional Italia, ia tidak bertahan lebih dari dua tahun. Hanya di Juventus rekor manajerialnya yang terlama yaitu antara 2011 dan 2014.

Terlepas dari spekulasi masa depan jangka panjang Conte, Stellini percaya kala atasannya itu tidak boleh dicap sebagai manajer jangka pendek.

''Ini tidak adalah anggapan yang tidak adil. Dia mendorong dirinya sendiri ke level yang lebih tinggi dalam pekerjaannya. Dia sangat bersemangat,'' kata Stellini, dikutip dari Sportsmole, Kamis (10/11).

Menurutnya, Conte dan stafnya, serta para pemain bekerja dengan baik. Kinerja tim juga mengalami peningkatan.

Stellini juga mengatakan kalau Conte telah mengambil tantangan yang berbeda di Spurs dibandingkan dengan saat melatih Chelsea, Juventus dan Italia. Ketiga tim itu telah memiliki pondasi yang sesuai dengan filosofinya.

''Ini adalah situasi yang baik untuk mulai menang. Jadi ketika dia berhenti, klub seperti ini akan terus menang. Kami butuh waktu dan kesabaran, kami perlu bekerja untuk tetap dalam proses seperti ini,'' ujar Stellini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement