Selasa 08 Nov 2022 21:30 WIB

Kadin Luncurkan Buku Panduan Laporan Keberlanjutan Sektor Properti

Isu keberlanjutan menjadi salah satu prioritas dalam menjalankan program kerja Kadin.

Rumah tapak (ilustrasi). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meluncurkan buku panduan laporan keberlanjutan sektor properti berjudul Sustainability Reporting Toolkit Industri Properti 1.0.
Foto: cendana homes
Rumah tapak (ilustrasi). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meluncurkan buku panduan laporan keberlanjutan sektor properti berjudul Sustainability Reporting Toolkit Industri Properti 1.0. "Buku ini merupakan satu langkah revolusioner.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meluncurkan buku panduan laporan keberlanjutan sektor properti berjudul Sustainability Reporting Toolkit Industri Properti 1.0. "Buku ini merupakan satu langkah revolusioner. Harapan kami adalah buku ini dapat diterima dan diimplementasikan dengan mudah bagi rekan-rekan di sektor industri properti," kata Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid di Jakarta, Selasa (8/11/2022).

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta W Kamdani mengatakan, isu keberlanjutan menjadi salah satu prioritas dalam menjalankan program kerja Kadin, yang mencakup banyak sektor, termasuk properti. "Kadin perlu mendukung pemerintah dalam mencapai nol emisi. Itulah kenapa Kadin memiliki Net Zero Hub. Karena bagaimanapun implementasinya ada di tangan pengusaha," kata Shinta.

Baca Juga

Menurut Shinta, isu keberlanjutan di sektor properti masih terbilang jarang, sehingga ia mengaku bangga bahwa Kadin menginisiasi buku yang ditulis oleh tim penulis dan penyusun yakni Theresia Rustandi, Hendri Yulius Wijaya, Lany Harijanti, Nur Maliki Arifandi, Satrio Prakoso, dan Robert Adi KSP.

Shinta menyampaikan, pelaporan keberlanjutan merupakan satu hal yang terbilang rumit dan kompleks tanpa adanya panduan yang memenuhi standardisasi nasional maupun internasional. "Dengan demikian kita bisa mendorong perusahaan properti untuk melakukan poin keberlanjutan bukan karena soal investasinya, tapi karena ini adalah sesuatu yang memang harus dilakukan," ujar Shinta.

Shinta meyakini bahwa pelaporan perusahaan terkait keberlanjutan tersebut nantinya akan mengarah pada pemberian insentif, mengingat pemerintah juga memiliki fokus yang kuat ke arah keberlanjutan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement