Kamis 27 Oct 2022 05:05 WIB

Pelaku Penembakan St Louis Tinggalkan Catatan Gambarkan Perasaannya

Pelaku penembakan sekolah St Louis tinggalkan catatan di mobil

Rep: Amri Amrullah / Red: Esthi Maharani
Poster demonstran setelah penembakan di St. Louis
Foto: Reuters
Poster demonstran setelah penembakan di St. Louis

REPUBLIKA.CO.ID, MISSOURI - Seorang remaja pria bersenjata yang membunuh seorang siswa dan seorang guru di sekolah menengah St. Louis, Missouri, meninggalkan catatan kecil di mobil miliknya sebelum melakukan aksi keji. Dalam catatan tersebut ia menyebut perasaan kesepiannya.

"Dimana hal itu jadi badai yang sempurna untuk penembakan massal," kata komisaris polisi kota itu, dikutip dari Reuters, pada Selasa (25/10/2022).

Polisi menemukan buku catatan biru di dalam mobil yang dikendarai oleh si pembunuh, Orlando Deshawn Harris pada hari Senin, saat ia akan ke Central Visual and Performing Arts High School. Di sekolah itu, ia melakukan aksi penembakan terhadap seorang guru berusia 61 tahun dan siswa perempuan berusia 16 tahun, yang berujung kematian keduanya.

Selain kedua korban tewas, Harris juga melukai tujuh orang lainnya. Sementara itu, pelaku Harris akhirnya harus tewas dalam baku tembak dengan polisi.

"(Harris) menggambarkan catatan tulisan tangannya sebagai 'manifesto'," kata Komisaris Polisi Michael Sack membacakan sebagian dari dokumen itu kepada media pada konferensi pers pada hari Selasa (25/10/2022).

"Saya tidak punya teman," kata Sack mengutip catatan Harris. Selain itu, lanjut Sack, Harris juga menulis, "Saya tidak punya keluarga. Saya tidak pernah punya pacar. Saya tidak pernah memiliki kehidupan sosial. Saya telah menjadi penyendiri yang terisolasi sepanjang hidup saya. Ini adalah serangan yang sempurna untuk penembak massal," kata Sack membacakan catatan Harris.

Sack mengatakan Harris mungkin menderita penyakit mental dan catatan itu menjelaskan keadaan pikirannya. "Dia merasa terisolasi, dia merasa sendirian," kata Sack. "Ia sangat mungkin marah dan kesal pada orang lain yang, menurut dia, memiliki hubungan yang sehat, yang itu jadi alasan keinginannya untuk menyerang."

Harris yang baru berusia 19 tahun, ternyata tidak memiliki riwayat kriminal sebelumnya, ungkap Sack kepada wartawan. Anehnya, dia justru dipersenjatai dengan senapan gaya AR-15 dan dia memiliki 600 butir amunisi.

Penembakan itu adalah salah satu dari banyak kasus penembakan di sekolah di negeri Paman Sam, yang telah menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka di seluruh Amerika Serikat tahun ini saja. Salah satu yang paling mematikan terjadi pada bulan Mei ketika seorang pria bersenjata membunuh 19 anak-anak dan dua orang dewasa di Uvalde, Texas.

Suara Tembakan

Pihak berwenang sekolah St. Louis tidak mengungkapkan bagaimana Harris, seorang mantan mahasiswa di Central, memasuki gedung yang terkunci itu sekitar pukul 09:10 pada hari Senin. Teriakan berlangsung sekitar 15 menit sebelum polisi menyerbu sekolah.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, polisi mengatakan petugas menemukan Harris dibarikade di dalam ruang kelas lantai tiga. Harris tidak mematuhi perintah petugas untuk menjatuhkan senjata dan menyerah. Dia menembakkan senapannya, dan petugas menembak dan membunuhnya.

"Bersyukur banyak siswa telah menyelamatkan diri mereka di ruang kelas dan beberapa melompat keluar jendela," kata laporan media.

Dalam insiden tersebut, selain dua korban jiwa, empat remaja mengalami luka tembak dan tiga remaja lainnya mengalami luka lainnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement