Jumat 21 Oct 2022 07:47 WIB

BioNTech Janjikan Vaksin Kanker Siap di 2030

Ilmuwan BioNTech yakin pengobatan kanker kian ada di depan mata.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Tim peneliti di balik vaksin Pfizer/BioNTech COVD-19 merasa optimis vaksin kanker akan siap pada tahun 2030 mendatang.
Foto: www.pixabay.com
Tim peneliti di balik vaksin Pfizer/BioNTech COVD-19 merasa optimis vaksin kanker akan siap pada tahun 2030 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalan panjang untuk mengembangkan obat kanker akhirnya menemukan titik terang. Tim peneliti di balik vaksin Pfizer/BioNTech COVD-19 merasa optimis vaksin kanker akan siap pada tahun 2030 mendatang.

Ilmuwan Ugur Sahin dan Ozlem Tureci yang juga pendiri perusahaan farmasi BioNTech, yakin bahwa pengobatan untuk kanker kini ada di depan mata. Mereka mengklaim telah memiliki beberapa terobosan dalam proses pengembangan.

Baca Juga

Pasangan peneliti itu mengaitkan kemajuan ini dengan keberhasilan vaksin COVID-19 dari perusahaan mereka, yang menggunakan teknologi mRNA untuk mengangkut instruksi genetik dan membunuh virus COVID-19. Ini dilakukan dengan membuat sel guna memproduksi protein lonjakan yang tidak berbahaya, lalu digunakan sebagai indikator yang memberi tahu sistem kekebalan tubuh tentang apa yang harus diserang dan dipertahankan.

Menurut Sahin dan Tureci, pendekatan yang sama dapat dilakukan untuk mengembangkan vaksin kanker. Secara teoritis, ini akan dilakukan dengan menyiapkan sistem kekebalan untuk menargetkan sel kanker. Alih-alih instruksi untuk menyerang virus, vaksin akan memberikan instruksi genetik untuk menetralkan antigen kanker atau protein pada permukaan sel tumor.

Bahkan sebelum pandemi Covid-19, BioNTech telah mengerjakan vaksin kanker mRNA, tetapi menurut tim, melonjaknya permintaan dan penggunaan vaksin mRNA COVID-19 selama pandemi membuat mereka optimis dengan potensi keberhasilan vaksin kanker.

Tureci menjelaskan bahwa BioNTech telah menemukan cara untuk memproduksi vaksin mRNA lebih cepat selama pandemi, sekaligus mendapat pengetahuan lebih mendalam tentang bagaimana sistem kekebalan manusia cenderung merespons vaksin mRNA. Secara eksternal, peluncuran vaksin semacam itu juga memungkinkan regulator menjadi lebih efisien dalam menyetujui dan mengawasi penggunaan publik.

Dilansir dari Mashable, Jumat (21/10/2022), BioNTech berencana mengembangkan obat dan perbaikan kanker usus, melanoma, dan bentuk kanker lainnya, meskipun masih banyak penelitian dan pengujian yang harus dilakukan, serta banyak tantangan yang harus diatasi. Misalnya, sel kanker yang membentuk tumor dapat memiliki banyak protein, yang membuat vaksin sulit untuk menargetkan hanya sel kanker tanpa mempengaruhi yang sehat.

Inilah sebabnya peneliti masih ragu untuk mengonfirmasi kesembuhan total kanker. “Sebagai ilmuwan, kami selalu ragu untuk mengatakan bahwa kami akan memiliki obat untuk kanker. Tapi kami memiliki sejumlah terobosan dan kami akan terus mengerjakannya,” kata Tureci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement