Jumat 21 Oct 2022 06:29 WIB

'Hari Santri, Momentum Memelihara Spirit Jihad'

Oleh Ketua Umum Persatuan Islam KH Jeje Zaenudin

Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) masa jihad 2022-2027 KH Jeje Zaenudin berpose usai penutupan Muktamar XVI Persatuan Islam di Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (26/9/2022). KH Jeje Zaenudin resmi terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Islam masa jihad 2022-2027 pada Muktamar XVI Persatuan Islam. Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) masa jihad 2022-2027 KH Jeje Zaenudin berpose usai penutupan Muktamar XVI Persatuan Islam di Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (26/9/2022). KH Jeje Zaenudin resmi terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Islam masa jihad 2022-2027 pada Muktamar XVI Persatuan Islam. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Ketua Umum Persatuan Islam KH Jeje Zaenudin

Momentum hari santri sepatutnya disyukuri sebagai bentuk pengakuan dan  penghargaan negara kepada jasa perjuangan dan pengorbanan para ulama dalam memobilisir rakyat Indonesia dan kaum santri khususnya dalam mempertahankan kemerdekaan. Namun demikian bukan berarti bahwa kita sebagai kaum santri harus berbangga diri apalagi jumawa atau sombong dengan peran dan jasa nenek moyang kita masa dulu. Sebab hal itu bukan hanya sebagai sikap yang sia sia tetapi juga dilarang oleh Islam.

Alquran mengingatkan, "Mereka itu adalah umat yang telah berlalu, bagi mereka pahala perbuatan mereka dan bagi kalian hasil jerih payah kalian. Kalian tidak akan ditanya tentang apa yang mereka kerjakan.  QS. Al-Baqarah: 134.

Jadi sebagai generasi pewaris para ulama, kita sebagai kaum santri jangan hanya bisa bangga dan bernostalgia dengan heroisme semangat jihad para tokoh ulama dan para santri jaman dahulu, melainkan wajib meneladani spirit jihad,  keberanian, kepahlawanan dan keikhlasan pengorbanan yang telah dicontohkan para ulama dan para santri terdahulu untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara dan menjaga kemuliaan agama,  kemudian ditransformasikan menjadi kiprah nyata perjuangan dalam mengawal dan mengisi kemerdekaan saat ini agar tetap terjaga, Istikomah, lurus dan konsisten dalam rel cita-cita Indonesia merdeka.

Para santri saat ini dan masa yang akan datang sedang dan akan terus menghadapi tantangan perubahan global yang sangat dinamis bahkan berpotensi destruktif,  merusak tatanan dan nilai-nilai agama, serta terus berjuang menjaga keharmonisan hidup berbangsa dan  bernegara. Karenanya dibutuhkan generasi santri yang memiliki visi yang responsif dan antisipatif dengan wawasan luas yang dapat  memandang jauh ke depan dalam menyiapkan peradaban gemilang bagi kejayaan umat dan bangsa .

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement