Rabu 19 Oct 2022 16:35 WIB

Co-chief KakaoTalk Resign Setelah Pusat Data Kebakaran

Co-chief Executive Kakao merasakan beban tanggung jawab yang berat atas kebakaran

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
KakaoTalk
KakaoTalk

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Co-chief Executive Kakao, perusahaan di balik aplikasi perpesanan seluler terbesar di Korea Selatan telah mengundurkan diri setelah insiden kebakaran pada akhir pekan lalu. Namkoong Whon mengaku merasakan beban tanggung jawab yang berat atas insiden tersebut.

Pada Sabtu lalu, kebakaran menimpa pusat data Kakao yang mengakibatkan pemadaman layanan perpesanan, perbankan seluler, dan game selama lebih dari delapan jam. Aplikasi pesan Kakao KakaoTalk sejauh ini memiliki lebih dari 47 juta pengguna di Korea Selatan.

Namkoong meminta maaf atas insiden tersebut. “Saya akan memimpin satuan tugas bencana darurat yang mengawasi setelah insiden,” kata Namkoong, dikutip BBC, Rabu (19/10/2022).

Sebagian besar layanan perusahaan telah dipulihkan pada Rabu meskipun pengguna melaporkan masih ada beberapa layanan yang belum stabil. Pemadaman tersebut telah menimbulkan kekhawatiran tentang ketergantungan publik pada aplikasi perpesanan KakaoTalk.

Pada Senin, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan pemerintah akan memeriksa dominasi layanan Kakao. “Jika pasar terdistorsi dalam monopoli atau oligopoli parah hingga fungsinya sama dengan infrastruktur nasional, pemerintah harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk kepentingan rakyat," ujarnya.

Tidak ada laporan korban luka setelah kebakaran di pusat data SK C&C di Pangyo yang terletak di selatan ibu kota Korea Selatan, Seoul. Pengunduran diri Mr Namkoong membuat co-chief executive Hong Euntaek sebagai satu-satunya pemimpin perusahaan.

Kakao mengatakan akan memberikan kompensasi kepada pengguna dan bisnis yang terkena dampak gangguan tersebut. Perusahaan juga berencana untuk menginvestasikan 460 miliar won atau 323,9 juta dolar AS untuk mengoperasikan pusat datanya sendiri mulai tahun depan dan membangun pusat data kedua pada tahun 2024.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement