Ahad 18 Sep 2022 22:45 WIB

Laznas BMH Berikan Bantuan Mesin Genset untuk Warga Pulau Seraya, Batam

Selama lima bulan 150 KK warga Pulau Seraya  mengalami krisis listrik.

Laznas BMH Perwakilan Kepulauan Riau  menyalurkan  bantuan mesin genset untuk warga  Pulau Seraya, Batam, Sabtu (17/9/2022).
Foto: Dok BMH
Laznas BMH Perwakilan Kepulauan Riau menyalurkan bantuan mesin genset untuk warga Pulau Seraya, Batam, Sabtu (17/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Lima bulan lamanya warga Pulau Seraya mengalami krisis listrik, akibat mesin pembangkit yang ada mengalami kerusakan serius. Kondisi itu tentu menyulitkan warga dalam aktivitas siang dan malam.

Mengetahui  hal itu, Laznas BMH memberikan solusi dengan mengirimkan bantuan berupa mesin genset yang akan menjadi alternatif sumber listrik warga.

"Alhamdulillah hari ini Laznas BMH hadirkan bantuan mesin genset di Pulau Seraya.  Semoga dapat memberikan manfaat penting bagi 150 KK yang ada di pulau ini," terang Kepala BMH Perwakilan Kepulauan Riau, Abdul Aziz saat prosesi serah terima genset, Sabtu  (17/9/2022).

"Kita berharap mesin genset ini memudahkan warga memenuhi kebutuhan sehari-hari, membantu anak-anak dalam belajar dan dapat menyambung asa mereka yang punya usaha kecil di rumah-rumah," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (17/9/2022).

Bantuan itu menjadikan warga sumringah penuh syukur. Seperti diungkapkan oleh Ketua RW setempat, Yusuf.

"Selama lima bulan ini kampung kami gelap gulita. Alhamdulillah masih ada yang peduli terhadap kami.  Semoga BMH dan para donatur terus diberikan kesuksesan dan diberi Allah rezeki yang melimpah," ujar Yusuf.

Bantuan mesin genset ini akan mengakhiri kondisi malam yang masing-masing rumah menyalakan lilin untuk masak, makan dan belajar.

"Mesin genset ini menjadikan kami,  para suami,  tidak ragu melaut, karena memang di rumah tidak lagi gelap-gelap," ungkap Ketua RT 05, Sulung.

Manfaat dari mesin genset ini juga strategis bagi dakwah masyarakat. Hal itulah yang diungkapkan oleh Haji Amran selaku imam masjid di pulau itu.

"Masya Allah, bapak bingung, Nak. Tak tahu lagi nak cakap apa (sambil meneteskan air mata haru). Hanya kepada Allah kita bersyukur atas limpahan nikmatnya. Lima bulan ini kampung kami hanya berharap sinar bulan di malam hari. Jika bulan tak nampak bersinar maka gelap gulita pun menyelimuti kampung kami. Semoga Allah luaskan rezeki buat anak-anaku dari BMH  dan juga kaum Muslimin yang ikut peduli,"  ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement